I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keberhasilan peningkatan produksi dalam usaha tani sangat
dipengaruhi oleh masukkan berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah
penggunaan benih bermutu. Kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul dalam
meningkatkan produksi usaha taninya sudah cukup tinggi. Namun dalam
pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih unggul yang
bermutu tinggi dan benar. Dengan menggunakan benih yang bermutu diharapkan akan
meningkatkan produktivitas per satuan luas, dapat mengurangi serangan hama
penyakit dll. Peningkatan produksi akan berdampak terhadap peningkatan
pendapatan petani apabila ada jaminan pasar dengan harga yang memadai.
Benih
murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting
dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya
berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian
hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai
benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui
komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan
komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam
pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji
tanaman lain, dan kotoron.
Penyimpanan
dan daya hidup suatu benih sangat erat hubungannya dengan kadar air. Biasanya
benih mengandung kadar air yang rendah pada bagian lapisan penutup atau
perikarp, jika dibandingkan dengan bagian embrio dan endosperma. Penyimpanan
akan menyebabkan perubahan kandungan kadar air dari suatu biji yang nantinya
keadaan ini akan mempengaruhi laju kemunduran benih tersebut. Bahkan pada benih
yang tergolong rekalsitran penurunan viabilitasnya sangat dipengaruhi oleh
perubahan kadar air benih dibawah atau di atas kadar air kritiknya.
Untuk
mengetahui seberapa banyak benih yang akan tumbuh, benih
dapat diuji coba.
Benih yang akan ditanam untuk keperluan sendiri, di tempatkan
dalam suatu wadah berisi air. Benih yang tenggelam adalah benih yang baik untuk
ditanam dan benih yang mengambang adalah benih yang buruk dan dapat dibuang. Biasanya,
hampir semua benih akan tenggelam. Untuk benih yang akan dijual dan ditukarkan,
sebaiknya harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui persentase benih yang
dapat berkecambah dan tumbuh. Pada
prakikum ini, praktikan menguji kemurnian benih kangkung dan menguji kadar air
pada benih kacang hijau dengan menggunakan oven.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mahasiswa
mampu melaksanakan pengujian kemurnian benih dan mengetahui komponen-komponen
yang terdapat dalam pengujian kemurnian benih.
2. Untuk mengetahui bagaimana caranya
mengidentifikasi suatu benih sehingga dapat menghasilkan benih yang benar-benar
murni dengan membuang atau menyingkirkan benih–benih yang dianggap rusak atau
tidak sama varietasnya dengan benih yang akan digunakan.
3.
Mahasiswa
mengetahui dan mampu melaksanakan pengujian kadar air benih dengan metode oven.
4.
Mahasiswa
mampu menghitung persentase dari kemurnian dan kadar air benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan
Umum Benih
Benih yang baik untuk ditanam ialah benih yang memiliki daya
kecambah tinggi. Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan
berkembangnya bagian–bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang
menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang
sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan
sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau
mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Danuarti 2005).
Salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat hasil tanaman adalah benih. Benih bersama dengan sarana
produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim menentukan tingkat
hasil tanaman. Meskipun tersedia sarana produksi lain yang cukup, tetapi bila
digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah. Benih bermutu
mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni dari varietas tertentu yang
menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu
kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan
tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima
dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran,
bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik (Anonim, 2010).
Pengujian benih ditujukan
untuk mengetahui mutu atau kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan
sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Karena mereka
bisa memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas dari
suatu benih (Sutopo, 1993).
·
Kacang
Hijau
Kacang hijau adalah sejenis
tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan
yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah biji dan kecambahnya. Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim
berupa semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau berumur pendek (60 hari).
Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari 84 setelah
tanam.
Gambar
1. Kacang Hijau
Klasifikasi tanaman Kacang Hijau yaitu :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus
radiatus L.
Nilai kandungan gizi kacang hijau
per 100g (3.5 oz) yaitu: Energi 1.452 kJ (347 kcal), karbohidrat 62,62g, gula
6,60g, dietary fiber 16.3g, lemak 1,15g, protein 23,86g, vitamin C 4.8mg (8%),
kalsium 132mg (13%), magnesium 189mg (51%), fosfor 367mg (52%), kalium 1246mg
(27%), sodium 15mg (1%).
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh
pada kawasan tropis serta berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 5
hingga 700 m diatas permukaan laut. Jika kacang hijau ditanam pada
ketinggian 750 m diatas permukaan laut, maka akan mempengaruhi jumlah produksi
yang dihasilkan, umumnya kacang hijau tidak dapat memberikan produksi yang
banyak pada ketinggian diatas 750 m diatas permukaan laut. Tanaman kacang
hijau membutuhkan kelembaban udara sekitar 50% hingga 89 %. Tidak hanya
itu, tanaman kacang hijau membutuhkan kurang lebih 10 jam perharinya untuk
dapat terpapar sinar matahari.
Syarat Tumbuh Tanaman kacang hijau
- Tanah
.
Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung
bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
.
Struktur tanah gembur
.
Ph 5,8 7,0 optimal 6,7
- Iklim
.
Curah hujan optimal 50-200 mm/bln
. Temperatur
25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 – 80% dan cukup mendapat sinar matahari
Cahaya dapat mempengaruhi proses
perkecambahan biji kacang hijau. Proses pertumbuhan tumbuhan membutuhkan
cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda,
begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Susunan tubuh tanaman kacang hijau
terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman
kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil akar (nodul) akar. Adapun
deskripsi masing-masing bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut.
ü
Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang.
Sistem perakaran dibagi menjai dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites
mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar.
Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah
bawah.
ü
Batang
kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu
berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu
tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan
dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak
dengan ketinggian mencapai 1 m, cabang menyebar ke semua arah.
ü
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari
tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian
ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berselip.
Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
ü
Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu
dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis
hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam
hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi
layu.
ü Buah
kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong
berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih
dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu
berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut
pendek atau berbulu.
·
Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu
4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas,
yaitu kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh
secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.
Gambar 2. Benih Kangkung
Klasifikasi tanaman kangkung yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Convolvulales
Famili :
Convolvulacae
Genus :
Ipomoea
Spesies
: Ipomoea aquatica.
Tanaman kangkung dapat tumbuh
dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang
beriklim panas dan beriklim dingin.
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab
tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air
secara baik. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk.
Tanaman kangkung tahan terhadap
penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.
2.2 Kemurnian Benih
Pengujian benih sangat
berperan penting, terujinya benih berarti terhindarnya para petani dari
berbagai kerugian yang dapat timbul dalam pelaksanaan usaha taninya. Selain itu
benih yang baik atau unggul ditunjang dengan kultur teknik yang mantap, akan
dapat meningkatkan berbagai produk pertanian (Kartasapoetra, 2003).
Pengujian benih ditujukan
untuk mengetahui mutu dan kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan
sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Karena mereka
bisa memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas dari
suatu benih (Sutopo, 2002).
Tujuan analisa kemurnian benih adalah menentukan
komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata
lainkomposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai
species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu
benih. (Kartasapoetra,1986).
Kemurnian benih adalah merupakan
persentase berdasarkan berat benih murniyang terdapat dalam suatu contoh benih.
(Sutopo, 1984). Kemurnian benih adalah pengujian
yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain,
dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen
benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi
benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.kemurnian benih sangat berpengaruh
dilapangan. Karena benih yang tidak murni dapat merugikan kita pada saat
pembelian maupun pada budidaya. Pengujian benih merupakan metode untuk
menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen
mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang
harus dievaluasi dalam pengujian.
Dalam perhitungan kemurnian
benih dipengaruhi oleh komponen hasil pengujian benih. Apabila berat sampel
benih kurang dari 25 gram, maka perhitungan persentase berat masing - masing
komponen dengan membandingkan terhadap keseluruhan berat semua komponen (bukan
terhadap berat sampel benih yang diuji), yang kemudian dikalikan dengan 100%.
Jika tingkat kemurnian benih itu rendah, maka akan berpengaruh dalam
keseragaman tumbuh di lapangan (rendah). Hal tersebut dapat terjadi karena
dimungkinkan benih yang digunakan tercampur oleh spesies tanaman lain, gulma
atau kotoran lainnya sehingga akan berpengaruh pada waktu panen yang tidak
serentak dan produk yang dihasilkan tidak akan seragam/tidak sesuai dengan yang
diharapkan (Sutopo, 2002).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species
yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih
murni dari suatu spesies adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran
kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan
pcahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang
dimaksud (Justice, 1990). Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak
boleh lebih tinggi ataulebih rendah dari 5%. Setiap komponen ditimbang lalu
ditotal, dimana berat total seharusnya dengan berat mula-mula keseluruhan
contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa kurang. Persentase dari setiap
komponen didapatkan dari berat masing-masing komponen dibagi berat total
kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau duaangka di belakang koma.
(Kartasapoetra, 1986).
Untuk analisis kemurnian benih, maka
contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
a.
Benih murni, adalah
segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/spesies yang sedang diuji. Yang
termasuk benihmurni diantaranya adalah :
ü
Benih masak utuh
ü
Benih yang berukuran kecil, mengkerut,
tidak masak
ü
Benih yang telah berkecambah sebelum
diuji
ü
Pecahan/ potongan benih yang berukuran
lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa
pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
ü
Biji yang terserang penyakit dan bentuknya
masih dapat dikenali.
b. Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak
dimaksudkan untuk diuji.
ü
Benih
yang terlihat jelas bukan benih sejati.
ü
Benih
yang kulitnya sudah terkelupas semua.
ü
Pecahan
benih dengan ukuran kurang dari ½ ukuran sebenarnya.
ü
Benih
rusak tanpa lembaga.
ü
Benih
yang berubah warna misal pada Custuta sp. yang berubah warna dari abu-abu menjadi
putih kecokelatan.
ü
Benih
hampa atau tidak mentes atau tidak berisi (Empty Glumes).
ü
Sekam,
cekang benih, kulit benih dan lainnya.
c. Kotoran benih, adalah
benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk
kedalam kotoran benih adalah:
ü
Benih dan bagian benih: Benih
tanpa kulit benih,
benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa
tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal, cangkang benih, kulit benih
ü Bahan lain:
sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun,
tangkai, dll.
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan
pengirim atau secara dominan ditemukan di dalam contoh benih termasuk benih-benih
varietas lain dalam jenis tanaman tersebut. Misalnya :
1. Benih
utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut dan benih yang sedikit
rusak.
2. Benih
terserang penyakit atau benih yang mulai berkecambah, tapi benih tersebut masih
bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud. Jika sudah berubah karena adanya
sclerotia, smutt balls atau metode balls maka termasuk dalam
kotoran benih.
3. Pecahan
benih dengan ukuran yang lebih besar dari ½ ukuran semula. Khusus untuk famili
tertentu yang terkelupas kulit benihnya termasuk dalam kotoran benih. Pada
kacang-kacangan
jika kotiledon terpisah termasuk kriteria benih yang rusak atau kotoran benih.
4. Unit-unit
kumpulan benih (Multiple Seed Unit)
5. Unit
Benih (Seed Unit)
2.3
Kadar
Air
Uji kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan
air pada benih. Kadar air benih ini mempengaruhi lama daya simpan benih. Kadar
air benih yang aman berkisar antara 7%-8%. Pada kadar air tersebut benih dapat
tahan disimpan hingga 1,5 tahun pada kondisi benih terhindar dari panas dan
cahaya matahari langsung (Anonim, 2009).
Adanya banyak air dalam benih, maka
pernafasan akan dipercepat sehingga benih akan banyak kehilangan energi.
Pernafasan yang hebat disebabkan oleh air yang ada dalam biji dan temperatur
lingkungan. Penyimpanan benih yang baik harus memperhatikan dua hal, yaitu
sifat asli benih dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi benih. Antar
kedua hal tersebut terdapat hubungan erat yang dapat mempunyai pengaruh yang
menguntungkan atau merugikan terhadap viabilitas benih (Anonim, 2011).
Kadar air benih merupakan
salah satu komponen yang harus diketahui baik
untuk tujuan pengolahan maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa
kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan
benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko mempercepat mundurnya benih
selama dalam penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi untuk menentukan
saat panen yang tepat dan saat penyimpanan benih. Pemanenan harus dilakukan
pada tingkat kadar air tertentu pada masing-masing spesies atau varietas.
Umumnya pada tanaman serealia
(padi-padian) dan kacang-kacangan (legume), pada saat mendekati masak kadar airnya
konstan sekitar 20 %, tetapi sedikit naik turun seimbang dengan keadaan
lingkungan sekitarnya. Benih setelah dipanen atau dipetik dari pohon induknya
perlu segera dikeringkan sampai kadar air tertentu yang aman, misalnya padi
11-12 %, jagung 11-12 %, kedelai 10-11 %, kacang hijau 11-12 % dan kacang tanah
10-11 %. Penurunan kadar air ini berhubungan dengan benih akan disimpan,
beberapa hari, minggu, bulan atau tahun. Tinggi rendahnya kadar air dalam benih
memegang peranan yang demikian penting dan berpengaruh besar terhadap mutu
benih.
Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar airnya, yang
diukur berdasarkan berat basah atau berat kering benihnya. Bila kadar air
benih diberikan berdasarkan berat basahnya, maka
jumlah airnya merupakan persentase dari berat benih sebelum
airnya dihilangkan.
Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air
benih menurun perlahan – lahan hingga benih yang dipanen akhirnya
mengering sampai batas yang tidak ada
lagi penurunan kelembaban, karena kadar airnya telah
mencapai keseimbangan dengan kelembaban nisbi lingkungan sekitarnya.
Dalam penyimpanan benih,
makin tinggi kadar air benih maka makin tinggi laju pernafasan benih yang dapat
berakibat :
1.
Berlangsungnya
perkecambahan karena didukung oleh kelembaban lingkungan yang tinggi.
2. Kelembaban
lingkungan yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok bagi organisme perusak
seperti jamur.
III.
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Kamis, 05 Juni 2014 pukul 11.00-13.00 di Laboratorium Bioteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan adalah :
A.
Alat-alat :
1.
Cawan Petri
2.
Timbangan Analitik
3.
Oven
4.
Kertas
5.
Label
B. Bahan-bahan
:
1.
Benih Kacang Hijau
2.
Benih Kangkung
3.3 Pelaksanaan
a.
Kemurnian Benih
1. Timbang sampel awal 30 gr benih kangkung
2.
Pisahkan ketiga komponen pengujian benih (Benih
murni, Benih lain dan kotoran)
3.
Timbang bobot masing-masing
4.
Hitung faktor kehilangan dengan rumus :
x
100%
Keterangan : ck = Contoh Benih
k1 = Benih Murni
k2 = Benih Tanaman Lain
k3 = Kotoran Benih
b.
Kadar Air
1.
Timbang benih kacang hijau sebanyak 10 gr
2.
Bungkus benih pada kertas, kemudian beri label
3.
Masukkan benih tadi kedalam oven selama 1300C
selama 60 menit
4.
Keluarkan benih dari oven tersebut lalu diamkan
selama 10 menit
5.
Timbang benih dengan cawan petri.
6. Hitung
kadar air benih dengan rumus :
Keterangan :
Ketentuan dalam penulisan hasil
analisis kemurnian benih, yaitu :
1. Hasil
analisis ditulis dalam presentase dengan 1 desimal, jumlah presentase berat
dari semua komponen harus 100%
2. Komponen
yang beratnya 0,05% ditulis 0,0% dan diberi keterangan trace. Bagi komponen
yang hasilnya nihil, hendaknya ditulis presentase beratnya dengan 0,00%,
sehingga tidak terdapat kolom yang kosong.
3. Bila
komponen tidak 100%, maka tambahkan atau kurangi pada komponen yang nilainya
terbesar.
4. Nama
ilmiah dari benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih harus dicantumkan.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Tabel
Hasil Kemurnian Benih Kangkung ( Ipomoea aquatica )
Kel
|
Benih
|
Ck
(gr)
|
K1
(gr)
|
K2
(gr)
|
K3
(gr)
|
%
BM
|
%
BTL
|
%
K
|
%
FK
|
1
|
Kangkung
|
30,03
|
28,39
|
0,39
|
1,23
|
94,53%
|
1,30%
|
4,10%
|
0,07%
|
2
|
Kangkung
|
30,05
|
27,92
|
0,30
|
1,79
|
92,91%
|
1,00%
|
5,96%
|
0,13%
|
3
|
Kangkung
|
30,01
|
25,38
|
0,15
|
4,48
|
84,57%
|
0,50%
|
14,93%
|
0,00%
|
4
|
Kangkung
|
30,14
|
27,25
|
0,36
|
2,51
|
90,14%
|
1,20%
|
8,33%
|
0,06%
|
5
|
Kangkung
|
30,02
|
26,98
|
0,58
|
2,44
|
89,88%
|
1,93%
|
8,13%
|
0,06%
|
6
|
Kangkung
|
30,01
|
26,59
|
0,40
|
2,91
|
88,60%
|
1,33%
|
9,70%
|
0,37%
|
4.1.2
Tabel
Hasil Kadar Air benih Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L. )
Benih
|
U1
|
%
KA
|
U2
|
%
KA
|
U3
|
%
KA
|
|||
A
(gr)
|
B
(gr)
|
A
(gr)
|
B
(gr)
|
A
(gr)
|
B
(gr)
|
||||
Kacang
Hijau
|
10,06
|
9,60
|
4,58%
|
10,04
|
9,66
|
3,79%
|
10,07
|
9,72
|
3,48%
|
4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada
paktikum ini yaitu kemurnian benih kangkung dan kadar air benih kacang hijau
dengan metode oven. Oven berfungsi sebagai alat pemanas sehingga benih kehilangan berat sebagai
akibat pemanasan tersebut. Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa
hanya air saja yang diuapkan selama pengeringan Tujuan pengujian kemurnian
benih sendiri adalah untuk mengetahui komposisi serta identitas dari berbagai
spesies benih dan partikel-partikel lainnya yang ada dalam kelompoknya. Selain
itu pengujian kadar air benih bertujuan untuk menentukan kadar air yang
terdapat didalam benih. Seperti yang kita tahu bahwa kadar air sangat penting
untuk diperhatikan karena sangat berkaitan erat dengan kualitas, daya simpan
dan daya kecambah benih, serta serangan hama dan penyakit.
Untuk pengujian kadar air, terlebih dahulu timbang 10gr
benih kacang hijau pada timbangan analitik. Setelah ditimbang, bungkus benih
tadi pada kertas yang sudah diberi nama kelompok (agar tidak tertukar). Setelah
itu masukkan kedalam oven dengan suhu 1300C dan tunggu selama 1 jam.
Ketika sudah 1 jam, diamkan benih dahulu 10 menit sebelum ditimbang. Jika
sudah, timbang benih tadi lalu lihat bobotnya. Bandingkan dengan bobot awal
sebelum pengovenan.
Pengujian kemurnian benih kangkung dilakukan selama menunggu
1 jam proses pemanasan benih kacang hijau. Terlebih dahulu timbang 30gr benih
kangkung dengan menggunakan timbangan analitik. Setelah itu pisahkan benih
murni, benih tanaman lain dan kotoran. Setelah dipisahkan, timbang kembali
masing-masing benih yang sudah dipisah-pisahkan tadi. Data yang sudah didapat
baik data pengujian kemurnian benih maupun pengujian kadar air benih kemudian
dihitung persentasenya.
Berikut
ini hasil dari pengujian kemurnian benih kelompok 1-6 :
Kelompok 1
Ø
Ck
= 30,03 gr
Ø
K1
= 28,39 gr
Ø
K2
= 0,39 gr
Ø
K3
= 1,23 gr
Faktor kehilangan = x
100%
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100% =
0,07 %
·
%
Benih Murni
=
x 100%
=
x 100%
=
94,53 %
·
%
Benih Lain
=
x 100%
=
x 100%
= 1,30 %
·
%
Kotoran
=
x 100%
=
x 100%
= 4,10 %
Total : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
: 0,07% + 94,53 % + 1,30 % + 4,10 %
: 100%
Kelompok 2
Ø
Ck
= 30,05 gr
Ø
K1
= 27,92 gr
Ø
K2
= 0,30 gr
Ø
K3
= 1,79 gr
Faktor kehilangan =
x
100%
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
=
0,13%
·
%
Benih Murni
=
x 100%
=
x 100%
=
92,91 %
·
%
Benih Lain
=
x 100%
=
x 100%
= 1,00 %
·
%
Kotoran
=
x 100%
=
x 100%
= 5,96 %
Total : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
: 0,13% + 92,91 % + 1,00 % + 5,96 %
: 100%
Kelompok 3
Ø
Ck
= 30,01 gr
Ø
K1
= 25,38 gr
Ø
K2
= 0,15 gr
Ø
K3
= 4,48 gr
Faktor kehilangan =
x
100%
=
x 100%
=
x 100%
=
0,00%
·
%
Benih Murni
=
x 100%
=
x 100%
= 84,57
%
·
%
Benih Lain
=
x 100%
=
x 100%
= 0,50 %
·
%
Kotoran
=
x 100%
=
x 100%
= 14,93 %
Total : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
: 0% + 84,57 % + 0,50 % + 14,93 %
: 100%
Kelompok 4
Ø
Ck
= 30,14 gr
Ø
K1
= 27,25 gr
Ø
K2
= 0,36 gr
Ø
K3
= 2,51 gr
Faktor kehilangan =
x
100%
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
=
0,06%
·
%
Benih Murni
=
x 100%
=
x 100%
=
90,41 %
·
%
Benih Lain
=
x 100%
=
x 100%
= 1,20 %
·
%
Kotoran
=
x 100%
=
x 100%
= 8,33%
Total : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
: 0,06% + 90,41 % + 1,20 % + 8,33 %
: 100%
Kelompok 5
Ø
Ck
= 30,02 gr
Ø
K1
= 26,98 gr
Ø
K2
= 0,58 gr
Ø
K3
= 2,44 gr
Faktor kehilangan =
x
100%
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
=
0,06 %
·
%
Benih Murni
=
x 100%
=
x 100%
= 89,88
%
·
%
Benih Lain
=
x 100%
=
x 100%
= 1,93 %
·
%
Kotoran
=
x 100%
=
x 100%
= 8,13 %
Total : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
: 0,06% + 89,88 % + 1,93 % + 8,13 %
: 100%
Kelompok 6
Ø
Ck
= 30,01 gr
Ø
K1
= 26,59 gr
Ø
K2
= 0,40 gr
Ø
K3
= 2,91 gr
Faktor kehilangan =
x
100%
=
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 0,37 %
·
%
Benih Murni
x
100%
=
x 100%
= 88,60
%
·
%
Benih Lain
=
x 100%
=
x 100%
= 1,33 %
·
%
Kotoran
=
x 100%
=
x 100%
= 9,70 %
Total : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
: 0,37% + 88,60 % + 1,33 % + 9,70 %
: 100%
Keterangan : Ck : Contoh Benih
K1 :
Benih Murni
K2 :
Benih Tanaman lain
K3 :
Kotoran
|
Di peroleh rata-rata :
Benih Murni :
=
90,11%
Benih Lain :
= 1,21%
Kotoran :
= 8,53%
Dari rata-rata diatas menunjukkan bahwa terdapat 8,53%
kotoran dan 1,21% benih lain dalam satu varietas benih kangkung. Dengan
diketahuinya nilai kemurnian benih kangkung ini akan memberikan gambaran bagi
konsumen benih, bahwa benih–benih dari spesies/varietas yang ditanam dapat
memberikan keseragaman tumbuh dilapangan, dan waktu panenpun akan serentak. Karena
jika kita menggunakan benih dengan nilai kemurnian yang rendah, akan
mempengaruhi keseragaman tumbuh dilapangan karena memungkinkan benih yang
digunakan tercampur oleh benih tanaman lain dan kotoran sehingga akan
berpengaruh pada waktu panen tidak serempak, dan produk panen yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Angka 90% benih
murni menunjukkan bahwa benih belum layak untuk di gunakan, mengingat 10%
diantara nya adalah benih tanaman lain dan kotoran. Benih yang layak digunakan
minimal adalah 98% benih murni. Karena akan sangat berbahaya bila benih dengan
kemurnian rendah dijual kepada konsumen. Akan mengurangi kepercayaan konsumen
kepada penjual.
Berikut ini
hasil dari pengujian kadar air benih kacang hijau kelompok 4-6.
Ø Kelompok
4 (Ulangan 1)
A : 10,06 gr
B : 9,60 gr
% KA =
x 100%
=
x 100%
= 4,58%
Ø Kelompok
5 (Ulangan 2)
A : 10,04 gr
B : 9,66 gr
% KA =
x 100%
=
x 100%
= 3,79%
Ø Kelompok
6 (Ulangan 3)
A : 10,07 gr
B : 9,72 gr
% KA =
x 100%
=
x 100%
= 3,48%
Keterangan : A = Bobot benih awal
B = Bobot benih
setelah di oven
% KA =
Presentase Kadar Air
|
Rata-rata % KA :
:
= 3,95%
Dari
perhitungan rata-rata diatas menunjukkan bahwa presentase kadar air pada benih
kacang hijau adalah 3,95%. Kadar air benih tersebut menunjukkan bahwa
benih belum siap disimpan.
Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup
benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih
adalah antara 6%-8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya
aktivitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan
makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di
dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu
rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk mengetahui
kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat
selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pratikum diatas adalah :
1. Kemurnian benih
adalah persentase berdasarkan berat murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.
2. Komponen dalam
pengujian kemurnian benih adalah benih murni, benih tanaman lain dan kotoran.
3. Pada
pengujian kemurnian benih, diperoleh angka rata-rata 90% benih murni yang
menunjukkan bahwa benih belum layak untuk di gunakan,
4. Menggunakan
benih dengan nilai kemurnian yang rendah, akan mempengaruhi keseragaman tumbuh
dilapangan karena memungkinkan benih yang digunakan tercampur oleh benih
tanaman lain dan kotoran sehingga akan berpengaruh pada waktu panen tidak
serempak, dan produk panen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5. Kadar
air adalah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena pemanasan
sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam prosentase terhadap
berat awal contoh benih.
6. Tujuan penetapan kadar air yaitu untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
6. Tujuan penetapan kadar air yaitu untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
7. Pada pengujian
kadar air benih, diperoleh angka rata-rata 3,95%. Kadar
air benih tersebut menunjukkan bahwa benih belum siap disimpan.
8. Kadar
air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
5.2 Saran
Semua hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik
dari segi kelengkapan alat maupun tenaga pengajar (asisten). Semoga dapat terus
ditingkatkan sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Pentingnya
penggunaan benih bermutu untuk peningkatan produksi
pertanian.http://www.wikipedia.com.
Anonim, 2011. Pengujian-benih.
http://baskara90.wordpress.com. Harjadi,
M.M. Sri Setyadi. 1979. Pengantar
Agronomi. PT
Gramedia: Jakarta.
Danuarti 2005. Uji Cekaman
Kekeringan Pada Tanaman. Jurnal Ilmu
Pertanian. 11 (1) : 22-31
Justice,
Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip
Praktikum Penyimpanan Benih. CV. Rajawali,
Jakarta.
Kartasapoetra,
A. G. 1989. Tehnologi Benih
Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih (Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum). Cetakan
Keempat. Rineka Cipta. Jakarta. 188 hal.
Mugnisjah,
1990. Kadar Air Benih.
http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-benih.html
Nasrudin, 2009. Kemurnian
Benih. http://nasrudin.blog-spot.com/2009/08/-kemurnian
- benih.html
Sutopo,
L. 1988. Tehnologi benih.
Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.
Sutopo L, 1993. Teknologi Benih. CV Rajawali Pers: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar