Minggu, 30 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH KEMURNIAN DAN KADAR AIR BENIH



I.     PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Keberhasilan peningkatan produksi dalam usaha tani sangat dipengaruhi oleh masukkan berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah penggunaan benih bermutu. Kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul dalam meningkatkan produksi usaha taninya sudah cukup tinggi. Namun dalam pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih unggul yang bermutu tinggi dan benar. Dengan menggunakan benih yang bermutu diharapkan akan meningkatkan produktivitas per satuan luas, dapat mengurangi serangan hama penyakit dll. Peningkatan produksi akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani apabila ada jaminan pasar dengan harga yang memadai.
Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron.
Penyimpanan dan daya hidup suatu benih sangat erat hubungannya dengan kadar air. Biasanya benih mengandung kadar air yang rendah pada bagian lapisan penutup atau perikarp, jika dibandingkan dengan bagian embrio dan endosperma. Penyimpanan akan menyebabkan perubahan kandungan kadar air dari suatu biji yang nantinya keadaan ini akan mempengaruhi laju kemunduran benih tersebut. Bahkan pada benih yang tergolong rekalsitran penurunan viabilitasnya sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air benih dibawah atau di atas kadar air kritiknya.
Untuk mengetahui seberapa banyak benih yang akan tumbuh, benih dapat diuji coba. Benih yang akan ditanam untuk keperluan sendiri, di tempatkan dalam suatu wadah berisi air. Benih yang tenggelam adalah benih yang baik untuk ditanam dan benih yang mengambang adalah benih yang buruk dan dapat dibuang. Biasanya, hampir semua benih akan tenggelam. Untuk benih yang akan dijual dan ditukarkan, sebaiknya harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui persentase benih yang dapat berkecambah dan tumbuh. Pada prakikum ini, praktikan menguji kemurnian benih kangkung dan menguji kadar air pada benih kacang hijau dengan menggunakan oven.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
   1.   Mahasiswa mampu melaksanakan pengujian kemurnian benih dan mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pengujian kemurnian benih.
    2.    Untuk mengetahui bagaimana caranya mengidentifikasi suatu benih sehingga dapat menghasilkan benih yang benar-benar murni dengan membuang atau menyingkirkan benih–benih yang dianggap rusak atau tidak sama varietasnya dengan benih yang akan digunakan.
    3.      Mahasiswa mengetahui dan mampu melaksanakan pengujian kadar air benih dengan metode oven.
    4.      Mahasiswa mampu menghitung persentase dari kemurnian dan kadar air benih.




II.    TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Tinjauan Umum Benih
Benih yang baik untuk ditanam ialah benih yang memiliki daya kecambah tinggi. Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Danuarti 2005).
Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah benih. Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim  menentukan tingkat hasil tanaman. Meskipun tersedia sarana produksi lain yang cukup, tetapi bila digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima  dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan  menarik (Anonim, 2010).
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Karena mereka bisa memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas dari suatu benih (Sutopo, 1993).
·           Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Bagian paling bernilai ekonomi adalah biji dan kecambahnya. Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau berumur pendek (60 hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari 84 setelah tanam.
Gambar 1. Kacang Hijau
Klasifikasi tanaman Kacang Hijau yaitu :
Kingdom    : Plantae (Tumbuhan)
Divisi          : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas          : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo           : Fabales
Famili         : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus         : Phaseolus                                                     
Spesies       : Phaseolus radiatus L.
Nilai kandungan gizi kacang hijau per 100g (3.5 oz) yaitu: Energi 1.452 kJ (347 kcal), karbohidrat 62,62g, gula 6,60g, dietary fiber 16.3g, lemak 1,15g, protein 23,86g, vitamin C 4.8mg (8%), kalsium 132mg (13%), magnesium 189mg (51%), fosfor 367mg (52%), kalium 1246mg (27%), sodium 15mg (1%).
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada kawasan tropis serta berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 5 hingga 700 m diatas permukaan laut.  Jika kacang hijau ditanam pada ketinggian 750 m diatas permukaan laut, maka akan mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan, umumnya kacang hijau tidak dapat memberikan produksi yang banyak pada ketinggian diatas 750 m diatas permukaan laut.  Tanaman kacang hijau membutuhkan kelembaban udara sekitar 50% hingga 89 %.  Tidak hanya itu, tanaman kacang hijau membutuhkan kurang lebih 10 jam perharinya untuk dapat terpapar sinar matahari.

Syarat Tumbuh Tanaman kacang hijau
  • Tanah
      .      Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
      .      Struktur tanah gembur
      .      Ph 5,8 7,0 optimal 6,7
  • Iklim
      .      Curah hujan optimal 50-200 mm/bln
      .     Temperatur 25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 – 80% dan cukup mendapat sinar matahari
Cahaya dapat mempengaruhi proses perkecambahan biji kacang hijau. Proses pertumbuhan tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Susunan tubuh tanaman kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil akar (nodul) akar. Adapun deskripsi masing-masing bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut.
ü  Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran dibagi menjai dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah.
ü   Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m, cabang menyebar ke semua arah.
ü     Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berselip. Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
ü    Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu.
ü       Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15  biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
·           Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.

Gambar 2. Benih Kangkung
Klasifikasi tanaman kangkung yaitu :
Kingdom        : Plantae
Divisio           : Spermatophyta
Kelas              : Dicotyledoneae
Ordo               : Convolvulales
Famili             : Convolvulacae
Genus             : Ipomoea
Spesies           : Ipomoea aquatica.                    
Tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin.  Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.

2.2    Kemurnian Benih
Pengujian benih sangat berperan penting, terujinya benih berarti terhindarnya para petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dalam pelaksanaan usaha taninya. Selain itu benih yang baik atau unggul ditunjang dengan kultur teknik yang mantap, akan dapat meningkatkan berbagai produk pertanian (Kartasapoetra, 2003).
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu dan kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Karena mereka bisa memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas dari suatu benih (Sutopo, 2002).
Tujuan analisa kemurnian benih adalah menentukan  komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lainkomposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. (Kartasapoetra,1986).
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murniyang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984). Kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.kemurnian benih sangat berpengaruh dilapangan. Karena benih yang tidak murni dapat merugikan kita pada saat pembelian maupun pada budidaya. Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian.
Dalam perhitungan kemurnian benih dipengaruhi oleh komponen hasil pengujian benih. Apabila berat sampel benih kurang dari 25 gram, maka perhitungan persentase berat masing - masing komponen dengan membandingkan terhadap keseluruhan berat semua komponen (bukan terhadap berat sampel benih yang diuji), yang kemudian dikalikan dengan 100%. Jika tingkat kemurnian benih itu rendah, maka akan berpengaruh dalam keseragaman tumbuh di lapangan (rendah). Hal tersebut dapat terjadi karena dimungkinkan benih yang digunakan tercampur oleh spesies tanaman lain, gulma atau kotoran lainnya sehingga akan berpengaruh pada waktu panen yang tidak serentak dan produk yang dihasilkan tidak akan seragam/tidak sesuai dengan yang diharapkan (Sutopo, 2002).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni dari suatu spesies adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pcahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990). Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi ataulebih rendah dari 5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau duaangka di belakang koma. (Kartasapoetra, 1986).
Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
a.         Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
ü  Benih masak utuh
ü  Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
ü  Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
ü  Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
ü  Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
b.     Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
ü  Benih yang terlihat jelas bukan benih sejati.
ü  Benih yang kulitnya sudah terkelupas semua.
ü  Pecahan benih dengan ukuran kurang dari ½ ukuran sebenarnya.
ü  Benih rusak tanpa lembaga.
ü  Benih yang berubah warna misal pada Custuta sp. yang berubah warna dari abu-abu menjadi putih kecokelatan.
ü  Benih hampa atau tidak mentes atau tidak berisi (Empty Glumes).
ü  Sekam, cekang benih, kulit benih dan lainnya.
c.    Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
ü  Benih dan bagian benihBenih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal, cangkang benih, kulit benih
ü  Bahan lain: sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan di dalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut. Misalnya :
1.     Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut dan benih yang sedikit rusak.
2.     Benih terserang penyakit atau benih yang mulai berkecambah, tapi benih tersebut masih bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud. Jika sudah berubah karena adanya sclerotia, smutt balls atau metode balls maka termasuk dalam kotoran benih.
3.       Pecahan benih dengan ukuran yang lebih besar dari ½ ukuran semula. Khusus untuk famili tertentu yang terkelupas kulit benihnya termasuk dalam kotoran benih. Pada kacang-kacangan jika kotiledon terpisah termasuk kriteria benih yang rusak atau kotoran benih.
4.       Unit-unit kumpulan benih (Multiple Seed Unit)
5.       Unit Benih (Seed Unit)

2.3     Kadar Air
Uji kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada benih. Kadar air benih ini mempengaruhi lama daya simpan benih. Kadar air benih yang aman berkisar antara 7%-8%. Pada kadar air tersebut benih dapat tahan disimpan hingga 1,5 tahun pada kondisi benih terhindar dari panas dan cahaya matahari langsung (Anonim, 2009).
Adanya banyak air dalam benih, maka pernafasan akan dipercepat sehingga benih akan banyak kehilangan energi. Pernafasan yang hebat disebabkan oleh air yang ada dalam biji dan temperatur lingkungan. Penyimpanan benih yang baik harus memperhatikan dua hal, yaitu sifat asli benih dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi benih. Antar kedua hal tersebut terdapat hubungan erat yang dapat mempunyai pengaruh yang menguntungkan atau merugikan terhadap viabilitas benih (Anonim, 2011).
Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko mempercepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi untuk menentukan saat panen yang tepat dan saat penyimpanan benih. Pemanenan harus dilakukan pada tingkat kadar air tertentu pada masing-masing spesies atau varietas.
Umumnya pada tanaman serealia (padi-padian) dan kacang-kacangan (legume), pada saat mendekati masak kadar airnya konstan sekitar 20 %, tetapi sedikit naik turun seimbang dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Benih setelah dipanen atau dipetik dari pohon induknya perlu segera dikeringkan sampai kadar air tertentu yang aman, misalnya padi 11-12 %, jagung 11-12 %, kedelai 10-11 %, kacang hijau 11-12 % dan kacang tanah 10-11 %. Penurunan kadar air ini berhubungan dengan benih akan disimpan, beberapa hari, minggu, bulan atau tahun. Tinggi rendahnya kadar air dalam benih memegang peranan yang demikian penting dan berpengaruh besar terhadap mutu benih.
Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar airnya, yang diukur berdasarkan berat basah atau berat kering benihnya. Bila kadar air benih diberikan berdasarkan berat basahnya, maka jumlah airnya merupakan persentase dari berat benih sebelum airnya dihilangkan.
Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air benih menurun perlahan – lahan hingga benih yang dipanen akhirnya mengering sampai batas yang tidak ada lagi penurunan kelembaban, karena kadar airnya telah mencapai keseimbangan dengan kelembaban nisbi lingkungan sekitarnya.
Dalam penyimpanan benih, makin tinggi kadar air benih maka makin tinggi laju pernafasan benih yang dapat berakibat :
   1.    Berlangsungnya perkecambahan karena didukung oleh kelembaban lingkungan yang tinggi.
  2.   Kelembaban lingkungan yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok bagi organisme perusak seperti jamur.





 
III.             METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 05 Juni 2014 pukul 11.00-13.00 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 
3.2  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
A.      Alat-alat :
1.    Cawan Petri
2.    Timbangan Analitik
3.    Oven
4.    Kertas
5.    Label
           B.       Bahan-bahan :
1.    Benih Kacang Hijau
2.    Benih Kangkung

3.3  Pelaksanaan
a.    Kemurnian Benih
1.    Timbang sampel awal 30 gr benih kangkung
2.    Pisahkan ketiga komponen pengujian benih (Benih murni, Benih lain dan kotoran)
3.   Timbang bobot masing-masing
4.    Hitung faktor kehilangan dengan rumus :  x 100%
Keterangan  : ck = Contoh Benih
                      k1 = Benih Murni
                      k2 = Benih Tanaman Lain
                      k3 = Kotoran Benih

b.    Kadar Air
1.      Timbang benih kacang hijau sebanyak 10 gr
2.      Bungkus benih pada kertas, kemudian beri label
3.      Masukkan benih tadi kedalam oven selama 1300C selama 60 menit
4.      Keluarkan benih dari oven tersebut lalu diamkan selama 10 menit
5.      Timbang benih dengan cawan petri.
6.      Hitung kadar air benih dengan rumus :

Keterangan :
Ketentuan dalam penulisan hasil analisis kemurnian benih, yaitu :
    1.  Hasil analisis ditulis dalam presentase dengan 1 desimal, jumlah presentase berat dari semua komponen harus 100%
     2.  Komponen yang beratnya 0,05% ditulis 0,0% dan diberi keterangan trace. Bagi komponen yang hasilnya nihil, hendaknya ditulis presentase beratnya dengan 0,00%, sehingga tidak terdapat kolom yang kosong.
     3.   Bila komponen tidak 100%, maka tambahkan atau kurangi pada komponen yang nilainya terbesar.
     4.   Nama ilmiah dari benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih harus dicantumkan.


 


IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
           4.1  Hasil
4.1.1        Tabel Hasil Kemurnian Benih Kangkung ( Ipomoea aquatica )
Kel
Benih
Ck
(gr)
K1
(gr)
K2
(gr)
  K3
(gr)
%
BM
%
BTL
%
K
%
FK
1
Kangkung
30,03
28,39
0,39
1,23
94,53%
1,30%
4,10%
0,07%
2
Kangkung
30,05
27,92
0,30
1,79
92,91%
1,00%
5,96%
0,13%
3
Kangkung
30,01
25,38
0,15
4,48
84,57%
0,50%
14,93%
0,00%
4
Kangkung
30,14
27,25
0,36
2,51
90,14%
1,20%
8,33%
0,06%
5
Kangkung
30,02
26,98
0,58
2,44
89,88%
1,93%
8,13%
0,06%
6
Kangkung
30,01
26,59
0,40
2,91
88,60%
1,33%
9,70%
0,37%


4.1.2        Tabel Hasil Kadar Air benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L. )
Benih
U1
% KA
U2
% KA
U3
%
KA
A (gr)
B (gr)
A (gr)
B (gr)
A (gr)
B (gr)
Kacang
Hijau
10,06
9,60
4,58%
10,04
9,66
3,79%
10,07
9,72
3,48%

4.2    Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada paktikum ini yaitu kemurnian benih kangkung dan kadar air benih kacang hijau dengan metode oven. Oven berfungsi sebagai alat pemanas sehingga benih kehilangan berat sebagai akibat pemanasan tersebut. Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja yang diuapkan selama pengeringan Tujuan pengujian kemurnian benih sendiri adalah untuk mengetahui komposisi serta identitas dari berbagai spesies benih dan partikel-partikel lainnya yang ada dalam kelompoknya. Selain itu pengujian kadar air benih bertujuan untuk menentukan kadar air yang terdapat didalam benih. Seperti yang kita tahu bahwa kadar air sangat penting untuk diperhatikan karena sangat berkaitan erat dengan kualitas, daya simpan dan daya kecambah benih, serta serangan hama dan penyakit.
Untuk pengujian kadar air, terlebih dahulu timbang 10gr benih kacang hijau pada timbangan analitik. Setelah ditimbang, bungkus benih tadi pada kertas yang sudah diberi nama kelompok (agar tidak tertukar). Setelah itu masukkan kedalam oven dengan suhu 1300C dan tunggu selama 1 jam. Ketika sudah 1 jam, diamkan benih dahulu 10 menit sebelum ditimbang. Jika sudah, timbang benih tadi lalu lihat bobotnya. Bandingkan dengan bobot awal sebelum pengovenan.
Pengujian kemurnian benih kangkung dilakukan selama menunggu 1 jam proses pemanasan benih kacang hijau. Terlebih dahulu timbang 30gr benih kangkung dengan menggunakan timbangan analitik. Setelah itu pisahkan benih murni, benih tanaman lain dan kotoran. Setelah dipisahkan, timbang kembali masing-masing benih yang sudah dipisah-pisahkan tadi. Data yang sudah didapat baik data pengujian kemurnian benih maupun pengujian kadar air benih kemudian dihitung persentasenya.
Berikut ini hasil dari pengujian kemurnian benih kelompok 1-6 :
Kelompok 1
Ø  Ck = 30,03 gr
Ø  K1 = 28,39 gr
Ø  K2 = 0,39 gr
Ø  K3 = 1,23 gr
 Faktor kehilangan x 100%
                               =  x 100%
                               =  x 100%
                         =  x 100%  = 0,07 %
·      % Benih Murni   
=  x 100%
=  x 100%
= 94,53 %

·      % Benih Lain     
=  x 100%
=  x 100%
= 1,30 %

·      % Kotoran          
=  x 100%
=  x 100%
= 4,10 %


Total   : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
      : 0,07% + 94,53 % + 1,30 % + 4,10 % 
      : 100%
Kelompok 2
Ø  Ck = 30,05 gr
Ø  K1 = 27,92 gr
Ø  K2 = 0,30 gr
Ø  K3 = 1,79 gr
 Faktor kehilangan = x 100%
                               =  x 100%
                               =  x 100%
                         =  x 100%
                         = 0,13%
·      % Benih Murni   
=  x 100%
=  x 100%
= 92,91 %
·      % Benih Lain     
=  x 100%
=  x 100%
= 1,00 %
·      % Kotoran          
=  x 100%
=  x 100%
= 5,96 %


Total   : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
      : 0,13% + 92,91 % + 1,00 % + 5,96 % 
      : 100%
Kelompok 3
Ø  Ck = 30,01 gr
Ø  K1 = 25,38 gr
Ø  K2 = 0,15 gr
Ø  K3 = 4,48 gr
 Faktor kehilangan = x 100%
                               =  x 100%
                               =  x 100%
                         = 0,00%
·      % Benih Murni   
=  x 100%
=  x 100%
= 84,57 %
·      % Benih Lain     
=  x 100%
=  x 100%
= 0,50 %
·      % Kotoran          
=  x 100%
=  x 100%
= 14,93 %



Total   : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
      : 0% + 84,57 % + 0,50 % + 14,93 % 
      : 100%
Kelompok 4
Ø  Ck = 30,14 gr
Ø  K1 = 27,25 gr
Ø  K2 = 0,36 gr
Ø  K3 = 2,51 gr
 Faktor kehilangan = x 100%
                               =  x 100%
                               =  x 100%
                         =  x 100% 
                         = 0,06%
·      % Benih Murni   
=  x 100%
=  x 100%
= 90,41 %
·      % Benih Lain     
=  x 100%
=  x 100%
= 1,20 %
·      % Kotoran          
=  x 100%
=  x 100%
= 8,33%


Total   : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
      : 0,06% + 90,41 % + 1,20 % + 8,33 % 
      : 100%
Kelompok 5
Ø  Ck = 30,02 gr
Ø  K1 = 26,98 gr
Ø  K2 = 0,58 gr
Ø  K3 = 2,44 gr
 Faktor kehilangan = x 100%
                               =  x 100%
                               =  x 100%
                         =  x 100%
                         = 0,06 %
·      % Benih Murni   
=  x 100%
=  x 100%
= 89,88 %
·      % Benih Lain     
=  x 100%
=  x 100%
= 1,93 %
·      % Kotoran        
=  x 100%
=  x 100%
= 8,13 %


Total   : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
      : 0,06% + 89,88 % + 1,93 % + 8,13 % 
      : 100%
Kelompok 6
Ø  Ck = 30,01 gr
Ø  K1 = 26,59 gr
Ø  K2 = 0,40 gr
Ø  K3 = 2,91 gr
 Faktor kehilangan = x 100%
                               =  x 100%
                               =  x 100%
                         =  x 100%
                         = 0,37 %
·      % Benih Murni   
x 100%
=  x 100%
= 88,60 %

·      % Benih Lain     
=  x 100%
=  x 100%
= 1,33 %

·      % Kotoran          
=  x 100%
=  x 100%
= 9,70 %
Total   : Kehilangan + %BM + %BTL + %K
      : 0,37% + 88,60 % + 1,33 % + 9,70 % 
      : 100%
Keterangan :  Ck : Contoh Benih
                      K1 : Benih Murni
                      K2 : Benih Tanaman lain
                      K3 : Kotoran
 
     Di peroleh rata-rata :
Benih Murni    :  = 90,11%
Benih Lain      :  = 1,21%
Kotoran           :  = 8,53%
            Dari rata-rata diatas menunjukkan bahwa terdapat 8,53% kotoran dan 1,21% benih lain dalam satu varietas benih kangkung. Dengan diketahuinya nilai kemurnian benih kangkung ini akan memberikan gambaran bagi konsumen benih, bahwa benih–benih dari spesies/varietas yang ditanam dapat memberikan keseragaman tumbuh dilapangan, dan waktu panenpun akan serentak. Karena jika kita menggunakan benih dengan nilai kemurnian yang rendah, akan mempengaruhi keseragaman tumbuh dilapangan karena memungkinkan benih yang digunakan tercampur oleh benih tanaman lain dan kotoran sehingga akan berpengaruh pada waktu panen tidak serempak, dan produk panen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
       Angka 90% benih murni menunjukkan bahwa benih belum layak untuk di gunakan, mengingat 10% diantara nya adalah benih tanaman lain dan kotoran. Benih yang layak digunakan minimal adalah 98% benih murni. Karena akan sangat berbahaya bila benih dengan kemurnian rendah dijual kepada konsumen. Akan mengurangi kepercayaan konsumen kepada penjual.
       Berikut ini hasil dari pengujian kadar air benih kacang hijau kelompok 4-6.
Ø  Kelompok 4 (Ulangan 1)
A : 10,06 gr
B : 9,60 gr
% KA  =  x 100%
          =  x 100%
            = 4,58%
Ø  Kelompok 5 (Ulangan 2)
       A : 10,04 gr
       B : 9,66 gr
% KA  =  x 100%
          =  x 100%
            = 3,79%
Ø  Kelompok 6 (Ulangan 3)
       A : 10,07 gr
       B : 9,72 gr
% KA  =  x 100%
            =  x 100%
            = 3,48%
Keterangan :  A = Bobot benih awal
                       B = Bobot benih setelah di oven
                % KA = Presentase Kadar Air
 




Rata-rata % KA   :
                       :  =  3,95%
Dari perhitungan rata-rata diatas menunjukkan bahwa presentase kadar air pada benih kacang hijau adalah 3,95%. Kadar air benih tersebut menunjukkan bahwa benih belum siap disimpan. Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6%-8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.


 


V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pratikum diatas adalah :
1.     Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan berat murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.
2.   Komponen dalam pengujian kemurnian benih adalah benih murni, benih tanaman lain dan kotoran.
3.      Pada pengujian kemurnian benih, diperoleh angka rata-rata 90% benih murni yang menunjukkan bahwa benih belum layak untuk di gunakan,
4.    Menggunakan benih dengan nilai kemurnian yang rendah, akan mempengaruhi keseragaman tumbuh dilapangan karena memungkinkan benih yang digunakan tercampur oleh benih tanaman lain dan kotoran sehingga akan berpengaruh pada waktu panen tidak serempak, dan produk panen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5.     Kadar air adalah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam prosentase terhadap berat awal contoh benih. 
6.    Tujuan penetapan kadar air yaitu untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
7.   Pada pengujian kadar air benih, diperoleh angka rata-rata 3,95%. Kadar air benih tersebut menunjukkan bahwa benih belum siap disimpan.
8.      Kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
5.2 Saran
Semua hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik dari segi kelengkapan alat maupun tenaga pengajar (asisten). Semoga dapat terus ditingkatkan sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. indikator-benih-bermutu. http://www.blogspot.com.
Anonim, 2011. Pengujian-benih. http://baskara90.wordpress.com. Harjadi, M.M. Sri Setyadi. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia: Jakarta.
Danuarti 2005. Uji Cekaman Kekeringan Pada Tanaman.  Jurnal Ilmu Pertanian. 11 (1) : 22-31
Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktikum Penyimpanan Benih.  CV.    Rajawali, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 1989. Tehnologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih (Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum). Cetakan Keempat. Rineka Cipta. Jakarta. 188 hal.
Mugnisjah, 1990. Kadar Air Benih.
http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-benih.html
Sutopo, L. 1988. Tehnologi benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.
Sutopo L, 1993. Teknologi Benih. CV Rajawali Pers: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar