Senin, 31 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN PERGERAKAN PARTIKEL

I.     PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Difusi merupakan proses pergerakan acak partikel gas, cairan dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.  Osmosis merupakan perubahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeable. Sedangkan plasmolisis adalah peristiwa melepasnya plasmalema atau membran plasma dari dinding sel karena dehidrasi (hilangnya air sel) bila sel berada dilingkungan larutan yang hipertonis.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa difusi dan osmosis, baik kita sadari maupun tidak kita sadari. Contohmya pada saat kita menyeduh teh celup dalam kemasan kantong, warna dari teh tersebut akan menyebar. Hal ini disebabkan oleh  konsentrasi teh dalam gelas lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi teh yang ada di dalam kantong teh tersebut. Peristiwa tersebut sering kita sebut sebagai difusi.
Begitu pula pada tumbuhan, yang menyerap air dan zat hara yang diperlukan dari lingkungan melalui proses difusi, osmosis, maupun imbibisi. Peristiwa tersebut dapat berlangsung dengan baik jika terdapat perbedaan tekanan potensial air yang sangat besar antara larutan di luar sel buah dengan larutan di dalam sel buah tersebut.
Dalam praktikum ini, praktikan mencoba melakukan pengamatan dengan menggunakan potongan kentang dan wortel untuk menguji kecepatan masuknya larutan gula dengan konsentrasi berbeda.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.         Menemukan fakta mengenai gejala difusi – osmosis
2.         Mengenai efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi
3.         Menunjukkan arah gerakan air pada difusi osmosis
4.         Mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis


II.    TINJAUAN PUSTAKA
Air bergerak di dalam tanah secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air secara horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal dapat berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi melalui infiltrasi dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak kapilaritas air tanah yang dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur tanah. Air tanah yang berada di bawah zona perakaran tanaman akan mengalir menuju zona perakaran tanaman disebabkan oleh kemampuan kapiler (cappilary rise) yang dimiliki oleh tanah. Air akan bergerak dari tanah yang lembab menuju tanah yang lebih kering. Pada tanah lembab yang jumlah persentase airnya lebih tinggi, gardien tegangannya lebih besar dan lebih cepat perpindahannya. Pola kapilaritas air tanah dipengaruhi oleh besarnya pengembangan tegangan dan daya hantar pori-pori dalam tanah. Nilai efek kapilaritas tidak beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-pori yang dilewatinya bersifat acak pula. Pada jenis tanah yang berbeda akan memberikan pola pergerakan air tanah yang berbeda pula karena pola pergerakan air tanah yang berupa gerak kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur dari tanah tersebut, oleh karena itu kecepatan pergerakan air vertikal ke bawah dan pergerakan horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak lambat. (Craig, 1991)
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Difusi dan osmosis adalah termasuk transport pasif artinya transport yang tidak memerlukan energi (ATP) (Anonim,  2009).
Proses fisika difusi (dengan osmosis sebagai bagian khususnya) memainkan peranan sangat penting pada fisiologi tumbuhan, sehingga pengertian yang jelas mengenai proses ini perlu sekali dimiliki, tetapi agar mudah dimengerti, beberapa sifat umum materi harus diperhatikan lebih dahulu. Telah diketahui benar bahwa semua zat, baik unsur maupun senyawa, pada hakikatnya tersusun atas partikel-partikel kecil. Partikel-partikel ini memiliki dua sifat umum yang penting, yaitu :
1.        Kemampuan untuk bergerak bebas
2.        Kecenderungan bagi partikel yang sama untuk tarik-menarik.
Kedua sifat ini sangat bertentangan. Kemampuan untuk bergerak bebas cenderung untuk memisahkan partikel penyusun suatu zat, sedangkan gaya tarik-menarik cenderung untuk mempersatukan partikel-partikel itu. Efek pengaruh-mempengaruhi antara kecenderungan yang bertentangan itu (misalnya, apakah kecenderungan bagi gerakan bebas lebih besar dari pada gaya tarik, atau sebaliknya) menentukan keadaan fisik suatu zat. Sebagai perkiraan dapat dikatakan bahwa jika kecenderungan untuk gerakan bebas lebih unggul, zat itu akan berada dalam bentuk gas; jika kecenderungan untuk gaya tarik lebih unggul, zat itu akan berada dalam bentuk padat, sedangkan jika kedua kecenderungan itu kira-kira sama kuat, zat itu akan berada dalam bentuk cair. (A.R.Loveless : 1991)
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar selPada umumnya membran pada organisme hidup bersifat semipermeable (selektif permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewati. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan mengalir masuk ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis (Campbell, 2002).
Molekul atau partikel air, gas dan mineral masuk  ke dalam sel tumbuhan melalui proses difusi dan osmosis. Melalui proses-proses tersebut tumbuhan dapat memperoleh zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Proses difusi berlangsung dari daerah yang memilki konsentrasi partikel tinggi ke daerah yang konsentrasi partikelnya rendah. Difusi memiliki peranan penting dalam sel-sel tumbuhan yang hidup. Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel lebih rendah daripada potensial air di dalam sel. Jika sel kehilangan air cukup besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya, membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut plasmolisis. Sel yang sudah terplasmolisis dapat disehatkan kembali dengan memasukkannya ke dalam air murni (Tjotrosomo, 1983: 11).
Adapun yang dimksud air dalam proses osmosis tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul-molekul lainnya, seperti gula, protein, atau larutan yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan osmosis. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
a.   Isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
b.    Hipotonik
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Contoh: aquades.
c.  Hipertonik
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Contoh: larutan yang bersifat lengket dan pekat, seperti larutan gula dan garam.
Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan menggambarkan perbandingan proporsi zat terlarut dengan pelarutnya. Makin pekat suatu larutan akan makin rendah potensial osmosisnya. Potensial osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metoda. Metoda yang digunakan adalah dengan menggunakan suatu seri larutan yang konsentrasi dan PO nya diketahui, misalnya dengan larutan sukrosa.


III.             METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 6 Oktober 2014 pukul 16.30-18.10 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
1.         Cawan Petri
2.         Galas Aqua 4
3.         Styrofoam
4.         Bungkus es kiko
5.         Spidol
6.         Penggaris
7.         Gunting & cutter
8.         Sedotan
9.         Wortel & kentang berdiameter 5 cm
10.     Air atau akuades

3.3  Cara Kerja
         1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         2.      Siapkan seri larutan gula : 25%, 50%, 100%.
    3.    Gunting pada bagian ujung bungkus es kiko kemudian buat skala pengukuran dengan menggunakan penggaris.
        4.      Buat potongan kentang dan wortel berbentuk kubus dengan sisi 2 cm.
        5.      Potong styrofoam berbentuk lingkaran seukuran dengan aqua gelas.
        6.      Lubangi bagian tengah styrofoam tadi seukuran dengan bungkus es kiko
     7.   Pada bidang atas wortel & kentang, tancapkan sedotan & biarkan dalam posisi menggantung kemudian hubungkan sedotan tersebut dengan es kiko. Usahakan jangan sampai bocor.
        8.      Masukkan es kiko kedalam lubang styrofoam, lalu pasang pada aqua gelas.
        9.      Masukkan larutan 100% ke dalam bungkus kiko sampai batas 0,5 cm.
        10.  Amati perubahan atau pertambahan volume air pada pipa setiap 3 jam.

3.4 Parameter Pengukuran
·      Perubahan volume atau ketinggian larutan (air)
·      Perbedaan kecepatan pertambahan volume air
·      Efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi-osmosis
·      Arah gerakan air pada peristiwa difusi-osmosis

  


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 

            4.1  Hasil
Tabel 1. Kenaikan larutan gula pada pipa gelas berskala (ml) pada kentang
3 Jam ke -
Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala
0% (Control)
25%
50%
100%
I
10cm
Habis
5cm
10cm
II
0cm
Habis
2,5cm
0cm
III
0cm
Habis
2,5cm
0cm
IV
0cm
Habis
0 cm
0cm
Jumlah
10cm
Habis
10cm
10cm

Tabel 2. Kenaikan larutan gula pada pipa gelas berskala (ml) pada wortel
3 Jam ke -
Pertambahan volume larutan gula 100%
0% (Control)
25%
50%
100%
I
10cm
Habis
10cm
10cm
II
0cm
Habis
0cm
0cm
III
0cm
Habis
0cm
0cm
IV
0cm
Habis
0cm
0cm
Jumlah
10cm
Habis
10cm
10cm

4.2  Pembahasan
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu pergerakan partikel berkaitan dengan proses difusi dan osmosis. Bahan yang akan dijadikan perameter adalah potongan kentang dan wortel berbentuk kubus dengan panjang sisi 2cm. Pada pengamatan diatas, volume larutan gula maupun volume air pada kentang dan wortel mengalami perubahan jumlah volumenya. Ini berarti menandakan bahwa pada percobaan ini terdapat proses osmosis.
Dari percobaan ditunjukan bahwa air dan gula dibatasi oleh kentang sebagai membrane. Sehingga molekul air dapat melewati kentang tersebut, sedangkan gula tidak dapat melewati kentang (membrane). Pada keadaan ini, air akan bergerak dari larutan yang kepekatannya rendah ke larutan yang kepekatannya tinggi. Sehingga lama kelamaan gula semakin tinggi dan volume air semakin surut.
Sedangkan pada air dan gula yang dibatasi oleh wortel sebagai membrane, molekul air dapat melewati wortel tersebut, sedangkan gula tidak dapat melewati kentang (membrane). Bedanya, kercepatan pertambahan air dengan membrane wortel lebih lama dibandingkan kecepatan pertambahan air yang membrannya adalah kentang. Hal ini dikarenakan membrane pada wortel lebih keras/padat dibandingkan pada kentang yang lebih mudah menyerap air.
Selain itu, perbedaan konsentrasi gula juga mempengaruhi kecepatan pertambahan air, karena larutan dengan konsentrasi gula yang lebih pekat lebih lama bergerak dibandingkan larutan dengan konsentrasi gula yang rendah. Perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Namun ada kendala saat melakukan pengamatan, yaitu kebocoran pada sedotan sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Selain itu, keadaan kentang dan wortel menjadi mengerut. Hal ini dapat dipastikan bahwa kandungan air dalam kentang dan wortel tersebut ikut bergerak dan habis.  




V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini yaitu bahwa difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan konsentrasi rendah (hipotonis) baik melalui membran plasma atau tidak. Sedangkan osmosis merupakan perubahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeable.
Kentang dan wortel sebagai membrane mempengaruhi proses pergerakan larutan yang berkonsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat lebih lama bergerak menembus membrane di bandingkan larutan dengan konsentrasi rendah. Tetapi jika dibandingkan kecepatan pertambahan volumenya antara kentang dan wortel, pertambahan volume air pada kentang lebih cepat dibandingkan wortel. Dikarenakan membrane kentang lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan membrane wortel.
Percobaan dikatakan gagal disebabkan adanya kebocoran pada sedotan. Sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.
5.2 Saran
     Untuk praktikum ini sudah dilakukan dengan baik, hanya saja yang disayangkan adalah alat praktikum yang kurang memadai untuk kelancaran praktikum. Selain itu waktu yang sedikit membuat praktikan kurang maksimal dalam melaksanakan praktikum ini.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Difusi. http://id.wikipedia.org/wiki/Difusi. Diakses pada tanggal 09/10/2012 jam 06.47 wib
Craig, Houston. 1991. Kapilaritas air (ilmu tanah). Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Campbell.2002. Biologi Jilid 1. Erlangga: Jakarta
Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Lukyati, Betty, dkk. 199 . Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang: FMIPA UM.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah H.S. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA-ITB.






LAMPIRAN 1


Tugas !
1.        Apakah potensial air 1 Mol larutan garan (NaCl) sama dengan larutan Glukosa?
2.        Apakah laju difusi air dari jaringan kentang dipengaruhi oleh jenis larutan perendamnya?
3.   Apa yang akan terjadi bila jaringan kentang ditempatkan pada larutan dengan potensial osmotiknya lebih rendah dari potensial osmotic cairan jaringannya?

Jawab :
1.   Tidak, karena larutan NaCl tidak memiliki ion yang sama dengan larutan glukosa. Sehingga tekanan yang diperoleh juga tidak sama. Dengan rumus π= nMRT, dengan n Larutan NaCl mempunyai nilai sebesar 2, sedangkan larutan glukosa tidak memiliki nilai n. Sehingga tekanan atau potensial larutan NaCl jauh lebih besar dibandingkan larutan glukosa.
2.   Ya, Karena jenis larutan yang berbeda maka akan berbeda pula konsentrasi, temperatur, dan partikel adsorptifnya.
3.        Akan terjadi osmosis, air yang berada diluar akan berosmosis ke cairan jaringannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar