BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroba dapat
kita jumpai pada seluruh lingkungan lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap
mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter
morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu,
lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda–beda dan ada kalanya hanya spesifik
untuk mikroba tertentu.
Mikroba memiki
berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban dalam
kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya
sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi
dengan organisme lain.
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan
suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum
digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain
yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik
di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam
medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar,
keasaman (pH), temperature, sterilisasi.
Perlu kita ketahui pembuatan media
didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga dalam
kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai
dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Yang melatar belakangi praktikum
pembuatan media adalah agar praktikan dapat menambah pengetahuan mengenai cara
pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui jenis mikroorganisme yang
tumbuh pada media PDA dan NA.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori
Mikroorganisme yang ingin
kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya
kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air
sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging,
air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan
fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik
seperti gula (Volk, 1993).
Pembiakkan dilakukan
untuk dapat mengetahui sifat bakteri sehingga memudahkan dalam
pengidentifikasian, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti makanan
atau nutrisi, atmosfer, suhu, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai
zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Kebutuhan bakteri pada umumnya
adalah sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang
membutuhkan energi dalam pertumbuhan. Sumber nitrogen sebagian besar untuk
sintesis protein dan asam-asam nukleat (Koes Irianto, 2006).
Medium adalah suatu bahan
yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium juga
dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis.
Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih
dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki sifat-sifatnya.
Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan
isolasi mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium
yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme (Lud Waluyo, 2008).
Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil
yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat
dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O)
sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut
berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010).
Pembiakan mikroba dalam
laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam
metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi,
zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen,
serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat
pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida
(Waluyo, 2007).
Medium merupakan suatu
bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan
mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan untuk
isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk
memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi
terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada
media agar memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan dengan sesamanya juga
memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan berhimpun untuk membentuk satu
koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua sel dalam
koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan mikroorganisme bisa disebut
berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonim2,2011).
Bakteri adalah kelompok organisme
yang tidak memiliki membran inti sel sehingga tergolong dalam domain prokariot
serta berukuran kecil atau mikroskopis (Bardy 2003). Fungi adalah
mikroorganisme yang bersifat eukaritik yang biasanya berbentuk filamen
dan lebih besar daripada bakteri (Waluyo 2005)
Isolasi mikrobia merupakan aktivitas
memisahkan suatu jenis mikrobia dari jenis mikrobia lainnya dengan asal
mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies (Muharni 2009). Isolasi
mikrobia yang dilakukan pada praktikum kali ini berasal dari biji kedelai
dengan perlakuan dicuci dan tanpa dicuci, sampel tanah di bawah lapukan kayu,
sampel kertas serta air minum dalam kemasan. Mikrobia yang di isolasi tersebut
dibiakkan dalam pada media PDA dan NA. Media PDA merupakan media yang digunakan
untuk membiakkan mikrobia berupa jamur. PDA sesuai bagi pertumbuhan jamur
dikarenakan pada PDA terdapat kandungan ekstrak kentang yang merupakan sumber
karbon bagi pertumbuhan jamur. NA merupakan media yang digunakan untuk
membiakkan bakteri. Kandungan beef extract dalam NA berperan sebagai sumber
protein bagi pertumbuhan bakteri.
·
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam
suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus
mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus
mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
·
Macam-macam media
Media dapat digolongkan
berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya dan fungsinya.
Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1. Media
anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2. Media
organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organic
3. Media
sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu
mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang
susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya
digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).
·
Penggolongan media berdasarkan sifat
wujudnya
1. Media
cair yaitu media yang berbentuk cair
2. Media
padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik
alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat
juga berupa bahan anorganik misalnya silica gel
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi
solid), yaitu yang apabila dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam
keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar (Sutedjo,1996).
·
Penggolongan media berdasarkan fungsinya
1. Media
diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya
serum darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan
untuk menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2. Media
selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk
mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang
mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan
bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media
diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia
(bahan) tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau
mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya
media daerah agar dapat digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah
darah) dan bakteri non hemolitik.
4. Media
penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan
untuk pengujian vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain
sebagainya.
5. Media
untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik
yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6.
Media khusus.
Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk
mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).
· Nutrient
Agar
Nutrien agar adalah
medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni
(Indan, 2003).
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak
beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar
dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C
selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
· Potato
Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk
menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk
enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA
mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak
kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan
39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta
aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna.
Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan
tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
Dengan medium pertumbuhan
dapat dilakukan hal-hal berikut :
·
Isolat mikroorganisme menjadi kultur
murni,
·
Memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya,
·
Menumbuhkan mikroorganisne,
·
Memperbanyak jumlah,
·
Menguji sifat-sifat fisiologisnya
·
Menghitung jumlah mikroba.
Berikut merupakan
bahan-bahan dasar untuk pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
Bahan Dasar
Ø Air
sebagai pelaru
Ø Agar
(dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 450C.
Ø Gelatin
juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam
amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
Ø Silica
gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel digunakan khusus untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
Nutrisi (Zat Makanan)
Ø Media
mengandung unsur yang diperlukan bagi metabolisme sel (unsure makro : CHONP;
unsur mikro Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element)
Ø Sumber
karbon dan energi diperoleh dari senyawa organik atau anorganik sesuai sifat
mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain
dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organic
Ø Sumber
Nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah
mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Ø Vitamin-vitamin
Bahan Tambahan
Yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa). Bahan
ini ditambahkan sebagai indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil
metabolism mikroorganisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa,
6 Mei 2014
pukul 14.00-15.40 di Laboratorium
Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
1.2 Alat dan Bahan
1.
Cawan petri
2.
PDA
3.
NA
1.3 Cara Kerja
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Panaskan media terlebih dahulu selama 3
menit (hingga larut)
3.
Tuangkan media PDA dan NA pada cawan petri
yang sudah disterilisasi selama 24 jam
4.
Buka dan
letakkan cawan petri yang berisi PDA dan NA selama 15 menit
dimasing-masing tempat berbeda seperti berikut :
·
Ruang praktikum
·
Luar ruangan
·
Toilet
·
Gudang
·
R. Laminar
·
Lantai 2
5.
Amati selama 1 minggu
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Media PDA
No
|
Media
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Media
Kelompok 1
|
Ruang
praktikum
|
|
2
|
Media
Kelompok 2
|
Luar
ruangan
|
|
3
|
Media
Kelompok 3
|
Toilet
|
|
4
|
Media
Kelompok 4
|
Gudang
|
|
5
|
Media
Kelompok 5
|
R.
Laminar
|
|
6
|
Media
Kelompok 6
|
Lantai
2
|
4.1.2
Tabel Hasil Media NA
No
|
Media
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Media
Kelompok 1
|
Ruang
praktikum
|
|
2
|
Media
Kelompok 2
|
Luar
ruangan
|
|
3
|
Media
Kelompok 3
|
Toilet
|
|
4
|
Media
Kelompok 4
|
Gudang
|
|
5
|
Media
Kelompok 5
|
R.
laminar
|
|
6
|
Media
Kelompok 6
|
Lantai
2
|
4.1.3
Tabel Hasil Kontaminasi Media PDA
No
|
Media
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Media Kelompok 1
|
Jumlah
Kapang : 8
Jumlah
Khamir : 40/~
|
|
2
|
Media Kelompok 2
|
Jumlah
Kapang : 10
Jumlah
Khamir : 54/~
|
|
3
|
Media Kelompok 3
|
Jumlah
Kapang : ~
Jumlah
Khamir : ~
|
|
4
|
Media Kelompok 4
|
Jumlah
Kapang : 2
Jumlah
Khamir : 35
|
|
5
|
Media Kelompok 5
|
Jumlah
Kapang : 13
Jumlah
Khamir : 72/~
|
|
6
|
Media Kelompok 6
|
Jumlah
Kapang : 12
Jumlah
Khamir : 83/~
|
4.1.4 Tabel Hasil Kontaminasi Media
NA
No
|
Media
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Media
Kelompok 1
|
Antagonis
: 6
Protagonis : 12
|
|
2
|
Media
Kelompok 2
|
Antagonis
: 12
Protagonis : 8
|
|
3
|
Media
Kelompok 3
|
Antagonis
: ~
Protagonis : 9
|
|
4
|
Media
Kelompok 4
|
Antagonis
: 9
Protagonis : 12
|
|
5
|
Media
Kelompok 5
|
Antagonis
: 102
Protagonis : 14
|
|
6
|
Media
Kelompok 6
|
Antagonis
: 118
Protagonis : 91
|
4.2 Pembahasan
Pada praktikum
kali ini, praktikan mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada media PDA dan NA.
Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan dapat mengetahui jenis mikroorganisme
yang tumbuh pada masing-masing media. Terlebih dahulu, panaskan media selama 3
menit hingga larut, kemudian tuangkan media PDA dan NA tadi pada cawan petri
yang sudah disterilisasi selama 24 jam. Kemudian letakkan cawan petri tadi ke 6
tempat berbeda (Ruang praktikum, luar ruangan, toilet, gudang, laminar dan
lantai 2) selama 15 menit, lalu tutup cawan petri dengan menggunakan plastik
bening dan amati setelah 1minggu.
Menurut (Dwyana, 2009), udara
di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Udara tidak
mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan di
sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya
debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran
pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi, dan sebagainya.
Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat,
misalnya debu atau terdapat dalam droplet air.
Pembuatan media agar NA dan
PDA harus benar- benar steril agar tidak ada mikroba lain yang terisolasi dan
hanya mikroba kontaminan yang akan tumbuh di dalamnya. Sebelum dilakukaan
kontak dengan udara ruang pengolahan, media harus diinkubasi. Proses ini
dilakukan di incubator pada suhu 30°C tujuannnya untuk menumbuhkan miselia
setelah eksplan atau spora ditanam di dalam media NA dan PDA.
Secara alami udara tidak
mengandung mikroorganisme secara alami , tetapi kontaminasi dari lingkungan
sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme misalnya dari
debu, air, proses aerasi, dari penderita saluran infeksi dan lain-lain.
Mikroorganisme yang terdapat diudara biasanya melekat pada bahan padat mikro
misalnya debu atau terdapat didalam droplet/ tetesan air. Jika didalam suatu
ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan didalamnya
juga bermacam-macam : termasuk bakteri, kapang ataupun khamir.
Pada percobaan yang dilakukan
terhadap uji kontaminasi ini menunjukkan bahwa semua tempat yang diamati
terkontaminasi mikroorganisme jenis bakteri dan kapang atau khamir. Tumbuhnya
bakteri pada NA dan kapang pada PDA menunjukkan bahwa medium agar (NA dan PDA)
terkontaminasi dengan udara sekitarnya. Dan ini membuktikan bahwa
mikroorganisme ada yang hidup di udara. Hal ini berarti bahwa udara merupakan
sumber kontaminasi mikroba.
Pengujian menggunakan media
NA steril dan PDA steril. NA (Nutrient Agar) merupakan media pertumbuhan
mikroorganisme jenis bakteri. Koloni yang tumbuh pada media ini adalah bakteri
karena NA terbuat dari protein yang merupakan makan bagi bakteri. Sedangkan PDA
(Potato Dextrose Agar) merupakan media tumbuhnya kapang atau khamir. Khamir
atau kapang sangat suka pati atau gula sebagai nutrisinya itulah sebabnya PDA
terbuat dari karbohidrat kentang. Ini menjukkan dalam ruangan pengolahan dapat
terkontaminasi oleh mikroogranisme kontaminan yang tidak diinginkan.
Hasil yang didapatkan
pada media PDA setelah 1 minggu didiamkan adalah terdapat 8 kapang dan 40/~
khamir di ruang praktikum, lalu terdapat 10 kapang dan 54/~ khamir di luar
ruangan praktikum, kemudian jumlah kapang dan khamir yang tak terhingga di
toilet, lalu 2 kapang dan 35 khamir di gudang, selain itu ada 13 kapang dan
72/~ khamir di laminar, dan terakhir terdapat 12 kapang dan 83/~ khamir di
lantai 2.
Sedangkan hasil yang
didapatkan pada pegujian media NA setelah 1 minggu didiamkan adalah tedapat 6
bakteri antagonis dan 12 protagonis diruang praktikum, 12 antagonis dan 8
protagonis di luar ruangan praktikum, lalu terdapat tak terhingga antagonis dan
9 protagonis di toilet, 9 antagonis dan 12 protagonis di gudang, selain itu
terdapat 102 antagonis dan 14 protagonis di laminar, dan terakhir terdapa 118
antagonis dan 91 protagonis di lantai 2.
Bakteri antagonis adalah
bakteri yang memiliki sifat berlawanan (menghambat dan membunuh) dikarenakan
bakteri pembusukan dan patogen atau yang tidak diharapkan. Bakteri protagonist
disebut dengan bakteri baik atau disebut dengan Probiotik. Merupakan
mikroorganisme yang memberikan efek positif bagi kesehatan dengan cara
mengatur keseimbangan flora di dalam usus atau saluran pencernaan. Bila
dikonsumsi, bakteri baik akan berkembang biak dalam usus dan member dampak
kesehatan. Tidak bersifat patogenik atau menimbulkan penyakit, serta tidak
beracun.
Sifat bakteri yaitu tidak
terlihat mata. Karena ukuran bakteri sangat kecil, yaitu sebesar 0,5 mikrometer
maka bakteri hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Bakteri ada dimana-mana, di
tangan manusia, meja, makanan, air, dan lain-lain. Bakteri juga bisa pindah
kemana-mana dan suka tempat lembab, yaitu tempat yang mengandung air. Karena
bakteri butuh air untuk hidup. Jika berada di tempat kering, tubuh bakteri
mengering dan mati. Dalam 20 menit bakteri membuat 2 bakteri baru. Keluarga
bakteri jadi 4 selama 40 menit. Semakin lama, semakin banyak keluarga bakteri
baru. Bakteri perlu makanan karena bakteri adalah makhluk hidup. Makanan yang
disukai bakteri adalah makanan yang mudah dicerna. Misalnya, glukosa, protein,
dan lemak. Karena itu makanan adalah tempat tinggal yang disukai bakteri.
Jenis bakteri Archaeobacteria
yang dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:
a. Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar
garam tinggi.
b. Methanogens, yaitu lingkungan yang
memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.
c. Thermophiles, yaitu lingkungan yang
mempunyai suhu tinggi. Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan
Archaeobacteria di gletser, asap hitam, tanah rawa, kotoran, air laut, tanah
dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti ruminansia, dan rayap.
Nama-nama bakteri yang hidup di luar ruangan
adalah Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya. Menurut
Suriawiria (1985), pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia
yang dapat dilakukan, yaitu:
- · Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek (umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan tersebut.
- Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat membunuh mikroba, baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan sublimat, larutan AMC (HgCl2 yang diasamkan), dan sebagainya.
Sedangkan bakteri yang
hidup di toilet adalah Bakteri Shigellosis, Staphylococcus, Salmonella, dan Serratia
marcescens. Selain jenis bakteri–bakteri diatas sebenarnya masih banyak jenis
bakteri yang dapat dengan mudah tumbuh di dalam toilet (misalnya: bakteri E Coli dan C. Difficile) bila kita sendiri tidak
rutin untuk membersihkan
toilet maupun untuk mencuci tangan dengan bersih sehabis
dari toilet karena itu lebih baik mencengah dari pada mengobati dan selalu
utamakan kebersihan agar keluarga senantiasa sehat dan terbebas dari kuman dan
bakteri berbahaya.
Jumlah kontaminan dipengaruhi
oleh sanitasi ruangan. Jika suatu tempat tidak saniter maka kontaminan dalam
udara sangat banyak, jika di dalam ruang praktikum terus seperti itu maka akan
berpengaruh besar terhadap proses praktikum terutama pengolahan dan fermentasi.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan
atau campuran dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Agar mikroba dapat
tumbuh dengan baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat seperti: medium harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, medium harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan,
tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, medium
harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.
Media yang digunakan pada praktikum ini adalah media PDA
(Potato Dextrose Ager) dan NA (Nutrient Agar) yang disimpan didalam cawan petri
dan disimpan ditempat-tempat berikut: Ruang praktikum, luar ruangan, toilet,
gudang, R. laminar dan lantai 2. Dari
data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa di dalam toilet terdapat paling banyak
kapan dan khamir. Sedangkan dilantai 2 terdapat banyak bakteri antagonis dan
protagonis.
5.2
Saran
Semua
hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik dari segi
kelengkapan alat maupun tenaga pengajar (asisten). Semoga dapat terus
ditingkatkan sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Dr. Anya Meryandini. Biologi. Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor.
Hadioetomo. Teknik
dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta. 1993.
Indan Entjang. Mikrobiologi
dan Parasitologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 2003.
Koes Irianto. Mikrobiologi
Jilid I. Bandung: Yrama Widjaya, 2006
Lud Waluyo. Teknik
dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press, 2008.
Sutedjo, N.M;
A.G Kartasapoetra; S.Satroatmojo. 1996. Mikrobiologi
Tanah. Trinika Cipta, Jakarta.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Volk, w. A & Wheeler. M. F 1993. Mikobiologi Dasar Jilid 1 Ediisi ke 5. Erlangga,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar