Minggu, 30 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME


BAB I
PENDAHULUAN 
1.1  Latar Belakang
Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda–beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu.
Mikroba memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan organisme lain.
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi.    
Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Yang melatar belakangi praktikum pembuatan media adalah agar praktikan dapat menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada media PDA dan NA.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Teori
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula (Volk, 1993).
Pembiakkan dilakukan untuk dapat mengetahui sifat bakteri sehingga memudahkan dalam pengidentifikasian, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti makanan atau nutrisi, atmosfer, suhu, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Kebutuhan bakteri pada umumnya adalah sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan. Sumber nitrogen sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat (Koes Irianto, 2006).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Lud Waluyo, 2008).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo, 2007).
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan berhimpun untuk membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonim2,2011).
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel sehingga tergolong dalam domain prokariot serta berukuran kecil atau mikroskopis (Bardy 2003). Fungi adalah mikroorganisme yang bersifat eukaritik yang biasanya  berbentuk filamen dan lebih besar daripada bakteri (Waluyo 2005)
Isolasi mikrobia merupakan aktivitas memisahkan suatu jenis mikrobia dari jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies (Muharni 2009). Isolasi mikrobia yang dilakukan pada praktikum kali ini berasal dari biji kedelai dengan perlakuan dicuci dan tanpa dicuci, sampel tanah di bawah lapukan kayu, sampel kertas serta air minum dalam kemasan. Mikrobia yang di isolasi tersebut dibiakkan dalam pada media PDA dan NA. Media PDA merupakan media yang digunakan untuk membiakkan mikrobia berupa jamur. PDA sesuai bagi pertumbuhan jamur dikarenakan pada PDA terdapat kandungan ekstrak kentang yang merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan jamur. NA merupakan media yang digunakan untuk membiakkan bakteri. Kandungan beef extract dalam NA berperan sebagai sumber protein bagi pertumbuhan bakteri.
·           Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
a.    Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c.  Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d.  Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
·           Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan  kimianya, sifat wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1.   Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2.   Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organic
3.  Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba
4.   Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).
·           Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya
1.   Media cair yaitu media yang berbentuk cair
2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa bahan anorganik misalnya silica gel
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar (Sutedjo,1996).
·           Penggolongan media berdasarkan fungsinya
1.  Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2.  Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3.  Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non hemolitik.
4.   Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6.    Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).
·      Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni  (Indan, 2003).
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
·      Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan hal-hal berikut :
·           Isolat mikroorganisme menjadi kultur murni,
·           Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,
·           Menumbuhkan mikroorganisne,
·           Memperbanyak jumlah,
·           Menguji sifat-sifat fisiologisnya
·           Menghitung jumlah mikroba.
Berikut merupakan bahan-bahan dasar untuk pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
Bahan Dasar
Ø  Air sebagai pelaru
Ø Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 450C.
Ø  Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar.  Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
Ø  Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat.  Fungsinya juga sebagai pemadat media.  Silica gel digunakan khusus untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
Nutrisi (Zat Makanan)
Ø  Media mengandung unsur yang diperlukan bagi metabolisme sel (unsure makro : CHONP; unsur mikro Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element)
Ø  Sumber karbon dan energi diperoleh dari senyawa organik atau anorganik sesuai sifat mikrobanya.  Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organic
Ø  Sumber Nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Ø  Vitamin-vitamin
Bahan Tambahan
Yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa).  Bahan ini ditambahkan sebagai indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolism mikroorganisme.  Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan. 

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Mei 2014 pukul 14.00-15.40 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

1.2    Alat dan Bahan 
1.         Cawan petri
2.         PDA
3.         NA

1.3    Cara Kerja
1.         Siapkan alat dan bahan
2.         Panaskan media terlebih dahulu selama 3 menit (hingga larut)
3.         Tuangkan media PDA dan NA pada cawan petri yang sudah disterilisasi selama 24 jam
4.         Buka dan  letakkan cawan petri yang berisi PDA dan NA selama 15 menit dimasing-masing tempat berbeda seperti berikut :
·      Ruang praktikum
·      Luar ruangan
·      Toilet
·      Gudang
·      R. Laminar
·      Lantai 2
5.         Amati selama 1 minggu


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
4.1.1   Tabel Hasil Media PDA
No
Media
Gambar
Keterangan
1
Media Kelompok 1
Ruang praktikum
2
Media Kelompok 2
Luar ruangan
3
Media Kelompok 3
Toilet
4
Media Kelompok 4
 
Gudang
5
Media Kelompok 5
R. Laminar
6
Media Kelompok 6
 
Lantai 2
4.1.2 Tabel Hasil Media NA
No
Media
Gambar
Keterangan
1
Media Kelompok 1
Ruang praktikum
2
Media Kelompok 2
 
Luar ruangan
3
Media Kelompok 3
Toilet
4
Media Kelompok 4
Gudang
5
Media Kelompok 5
R. laminar
6
Media Kelompok 6
 
Lantai 2
4.1.3 Tabel Hasil Kontaminasi Media PDA
No
Media
Gambar
Keterangan
1
Media Kelompok 1
Jumlah Kapang : 8
Jumlah Khamir : 40/~

2
Media Kelompok 2
Jumlah Kapang : 10
Jumlah Khamir : 54/~

3
Media Kelompok 3

Jumlah Kapang : ~
Jumlah Khamir : ~

4
Media Kelompok 4
Jumlah Kapang : 2
Jumlah Khamir : 35

5
Media Kelompok 5
Jumlah Kapang : 13
Jumlah Khamir : 72/~

6
Media Kelompok 6

Jumlah Kapang : 12
Jumlah Khamir : 83/~


4.1.4 Tabel Hasil Kontaminasi Media NA

No
Media
Gambar
Keterangan
1
Media Kelompok 1
Antagonis : 6
Protagonis  : 12
2
Media Kelompok 2
Antagonis : 12
Protagonis  : 8
3
Media Kelompok 3

Antagonis : ~
Protagonis  : 9
4
Media Kelompok 4
Antagonis : 9
Protagonis  : 12
5
Media Kelompok 5
Antagonis : 102
Protagonis  : 14
6
Media Kelompok 6

Antagonis : 118
Protagonis  : 91

4.2   Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada media PDA dan NA. Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan dapat mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada masing-masing media. Terlebih dahulu, panaskan media selama 3 menit hingga larut, kemudian tuangkan media PDA dan NA tadi pada cawan petri yang sudah disterilisasi selama 24 jam. Kemudian letakkan cawan petri tadi ke 6 tempat berbeda (Ruang praktikum, luar ruangan, toilet, gudang, laminar dan lantai 2) selama 15 menit, lalu tutup cawan petri dengan menggunakan plastik bening dan amati setelah 1minggu.
Menurut (Dwyana, 2009), udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan di sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi, dan sebagainya. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu atau terdapat dalam droplet air.
Pembuatan media agar NA dan PDA harus benar- benar steril agar tidak ada mikroba lain yang terisolasi dan hanya mikroba kontaminan yang akan tumbuh di dalamnya. Sebelum dilakukaan kontak dengan udara ruang pengolahan, media harus diinkubasi. Proses ini dilakukan di incubator pada suhu 30°C tujuannnya untuk menumbuhkan miselia setelah eksplan atau spora ditanam di dalam media NA dan PDA.
Secara alami udara tidak mengandung mikroorganisme secara alami , tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita saluran infeksi dan lain-lain. Mikroorganisme yang terdapat diudara biasanya melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat didalam droplet/ tetesan air. Jika didalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan didalamnya juga bermacam-macam : termasuk bakteri, kapang ataupun khamir.
Pada percobaan yang dilakukan terhadap uji kontaminasi ini menunjukkan bahwa semua tempat yang diamati terkontaminasi mikroorganisme jenis bakteri dan kapang atau khamir. Tumbuhnya bakteri pada NA dan kapang pada PDA menunjukkan bahwa medium agar (NA dan PDA) terkontaminasi dengan udara sekitarnya. Dan ini membuktikan bahwa mikroorganisme ada yang hidup di udara. Hal ini berarti bahwa udara merupakan sumber kontaminasi mikroba.
Pengujian menggunakan media NA steril dan PDA steril. NA (Nutrient Agar) merupakan media pertumbuhan mikroorganisme jenis bakteri. Koloni yang tumbuh pada media ini adalah bakteri karena NA terbuat dari protein yang merupakan makan bagi bakteri. Sedangkan PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media tumbuhnya kapang atau khamir. Khamir atau kapang sangat suka pati atau gula sebagai nutrisinya itulah sebabnya PDA terbuat dari karbohidrat kentang. Ini menjukkan dalam ruangan pengolahan dapat terkontaminasi oleh mikroogranisme kontaminan yang tidak diinginkan.
Hasil yang didapatkan pada media PDA setelah 1 minggu didiamkan adalah terdapat 8 kapang dan 40/~ khamir di ruang praktikum, lalu terdapat 10 kapang dan 54/~ khamir di luar ruangan praktikum, kemudian jumlah kapang dan khamir yang tak terhingga di toilet, lalu 2 kapang dan 35 khamir di gudang, selain itu ada 13 kapang dan 72/~ khamir di laminar, dan terakhir terdapat 12 kapang dan 83/~ khamir di lantai 2. 
Sedangkan hasil yang didapatkan pada pegujian media NA setelah 1 minggu didiamkan adalah tedapat 6 bakteri antagonis dan 12 protagonis diruang praktikum, 12 antagonis dan 8 protagonis di luar ruangan praktikum, lalu terdapat tak terhingga antagonis dan 9 protagonis di toilet, 9 antagonis dan 12 protagonis di gudang, selain itu terdapat 102 antagonis dan 14 protagonis di laminar, dan terakhir terdapa 118 antagonis dan 91 protagonis di lantai 2. 
Bakteri antagonis adalah bakteri yang memiliki sifat berlawanan (menghambat dan membunuh) dikarenakan bakteri pembusukan dan patogen atau yang tidak diharapkan. Bakteri protagonist disebut dengan bakteri baik atau disebut dengan Probiotik. Merupakan mikroorganisme yang memberikan efek positif bagi kesehatan dengan  cara mengatur keseimbangan flora di dalam usus atau saluran pencernaan. Bila dikonsumsi, bakteri baik akan berkembang biak dalam usus dan member dampak kesehatan. Tidak bersifat patogenik atau menimbulkan penyakit, serta tidak beracun.
Sifat bakteri yaitu tidak terlihat mata. Karena ukuran bakteri sangat kecil, yaitu sebesar 0,5 mikrometer maka bakteri hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Bakteri ada dimana-mana, di tangan manusia, meja, makanan, air, dan lain-lain. Bakteri juga bisa pindah kemana-mana dan suka tempat lembab, yaitu tempat yang mengandung air. Karena bakteri butuh air untuk hidup. Jika berada di tempat kering, tubuh bakteri mengering dan mati. Dalam 20 menit bakteri membuat 2 bakteri baru. Keluarga bakteri jadi 4 selama 40 menit. Semakin lama, semakin banyak keluarga bakteri baru. Bakteri perlu makanan karena bakteri adalah makhluk hidup. Makanan yang disukai bakteri adalah makanan yang mudah dicerna. Misalnya, glukosa, protein, dan lemak. Karena itu makanan adalah tempat tinggal yang disukai bakteri.
Jenis bakteri Archaeobacteria yang dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:
a.        Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi.
b.    Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.  
c.      Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi. Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan Archaeobacteria di gletser, asap hitam, tanah rawa, kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti ruminansia, dan rayap.
Nama-nama bakteri yang hidup di luar ruangan adalah Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya. Menurut Suriawiria (1985), pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia yang dapat dilakukan, yaitu:
  • ·     Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek (umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan tersebut.
  • Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat membunuh mikroba, baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan sublimat, larutan AMC (HgCl2 yang diasamkan), dan sebagainya.
Sedangkan bakteri yang hidup di toilet adalah Bakteri Shigellosis, Staphylococcus, Salmonella, dan Serratia marcescens. Selain jenis bakteri–bakteri diatas sebenarnya masih banyak jenis bakteri yang dapat dengan mudah tumbuh di dalam toilet (misalnya: bakteri E Coli dan C. Difficile) bila kita sendiri tidak rutin untuk membersihkan toilet maupun untuk mencuci tangan dengan bersih sehabis dari toilet karena itu lebih baik mencengah dari pada mengobati dan selalu utamakan kebersihan agar keluarga senantiasa sehat dan terbebas dari kuman dan bakteri berbahaya.
Jumlah kontaminan dipengaruhi oleh sanitasi ruangan. Jika suatu tempat tidak saniter maka kontaminan dalam udara sangat banyak, jika di dalam ruang praktikum terus seperti itu maka akan berpengaruh besar terhadap proses praktikum terutama pengolahan dan fermentasi.


BAB V
PENUTUP
5.1  Simpulan
       Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan atau campuran dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroorganisme.  Agar mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat seperti: medium harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, medium harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, medium harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.
       Media yang digunakan pada praktikum ini adalah media PDA (Potato Dextrose Ager) dan NA (Nutrient Agar) yang disimpan didalam cawan petri dan disimpan ditempat-tempat berikut: Ruang praktikum, luar ruangan, toilet, gudang, R. laminar dan lantai 2.  Dari data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa di dalam toilet terdapat paling banyak kapan dan khamir. Sedangkan dilantai 2 terdapat banyak bakteri antagonis dan protagonis.

5.2    Saran
Semua hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik dari segi kelengkapan alat maupun tenaga pengajar (asisten). Semoga dapat terus ditingkatkan sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Dr. Anya Meryandini. Biologi. Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor.
Hadioetomo. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta. 1993.
Indan Entjang. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 2003.
Koes Irianto. Mikrobiologi Jilid I. Bandung: Yrama Widjaya, 2006
Lud Waluyo. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press, 2008.
Sutedjo,  N.M; A.G Kartasapoetra; S.Satroatmojo. 1996. Mikrobiologi Tanah. Trinika Cipta, Jakarta.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Volk, w. A & Wheeler. M. F 1993. Mikobiologi Dasar Jilid 1 Ediisi ke 5. Erlangga, Jakarta.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar