Senin, 31 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI PENGENALAN ALAT-ALAT KLIMATOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek. Klimatologi pertanian ialah cabang ilmu iklim atau cuaca terapan yang mempelajari tentang hubungan antara proses-proses fisik di atmosfer (unsur-unsur cuaca) dan proses pertanian. Tercakup didalamnya antara lain hubungan antara faktor iklim dengan produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai oleh klimatologi pertanian ialah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yang terjadi pada perubahan lingkungan fisik disekitar organisme pertanian akibat perkembangan organisme tersebut serta dampak perubananya bagi organisme itu sendiri.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon di dekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara menggunakannya
Di bidang meteorologi dan klimatologi pertanian, data tentang lama penyinaran sinar matahari sangat penting. Pengukuran dilakukan terhadap cahaya surya yang sampai ke permukaan bumi. Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya Tipe Campbel Stokes, Tipe Jordan, Tipe Martin dan Tipe Foster. Sedangkan pada pengukuran suhu udara hal ini berhubungan langsung dengan manusia dan kehidupannya dan penting untuk dipelajari dan dipahami. Ada beberapa jenis termometer (alat pengukur suhu) diantaranya Termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola basah dan kering, dan alat pencatat otomatis (termograf, termohidrograf.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.   Mengenal alat-alat pengukur anasir cuaca yang biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2.       Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari sesuatu alat pengukur anasir cuaca






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unsur-Unsur Iklim
A. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah  termometer. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengukur suhu, masyarakat cenderung menggunakan indera peraba.Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah thermometer untuk mengukur suhu dengan valid (Aljabar, 2008).
Suhu tanah berperan penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme tanah, pelapukan, dekomposisi dan humifikasi bahan organic, struktur dan air tanah (Anonymous, 2011).
B. Kelembaban
Menurut Dicky (2011), kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsialuap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut di mana:
·         Kelembaban relatif campuran;
·         Tekanan parsial uap air dalam campuran
·         Tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut dalam campuran.
C. Evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah proses pertukaran (transfer) air dari permukaan bebas (free water surface) dari muka tanah atau dari air yang tertahan diatas permukaan bangunan atau tanaman menjadi molekul uap air di atmosfer (Maman, 2010).
Menurut Asdak (1995), air yang mempunyai permukaan secara langsung melintas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan. Hilangnya dalam bentuk evaporasi yaitu proses dimana air menjadi uap, transpirasi yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman.

D. Curah Hujan
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumidari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula (Kapelima, 2011).
E. Tekanan Udara
Tekanan udara di permukaan bumi pada dasarnya sangat ditentukan oleh kerapatan massa udara. Makin rapat udara, makin besar tekanan yang ditimbulkan. Sebagaimana telah diuraikan di atas, kerapatan udara sangat berhubungan dengan suhu, radiasi, kelembaban udara serta gaya berat(Battan, 1980).
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm),millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara patokan (sering juga disebut tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C. besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2 (Andrea,2010).
F. Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasibumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah (Wikipedia,2011).
Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara maupun pergerakan bumi mengitari porosnya.Angin banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya seperti untuk menarik perahu, sumber tenaga listrik, menyejukkan udara, pengering rambut, dan lain sebagainya. Semakin tinggi kita berada maka semakin kencang pula angin yang menerpa kita. Malam hari, angin tidak sekencang di siang hari. Angin di daerah wilayah khatulistiwa atau garis ekuator seperti indonesia anginnya lebih kencang daripada di daerah kutub (Godam, 2008).
G. Awan
Awan adalah massa terlihat dari tetesan air atau beku kristal tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau lain planet tubuh. Awan juga terlihat massa tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu tentang awan atau awan fisika cabang meteorologi(Awanku,2011).
Udara di sekeliling kita banyak mengandung uap air. Tidak terhitung banyaknya gelembung udara yang terbentuk oleh busa laut secara terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air terangkat ke langit. Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya aerosol ini naik ke atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi, maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya mengembun. Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam udara yang mengembun inilah yang terlihat sebagai awan. Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan yang terbentuk (Pengetahuan, 2009).






BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Oktober 2014 pukul 16.00-17.30 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
1.    Alat Tulis
2.    Termometer Maksimum dan Minimum
3.    Higrograf
4.    Anemometer
5.    Termohygrograf
6.    Atmosferic Data Center
7.    Campbell Stokes

3.3  Cara Kerja
             A. Termometer Maksimum dan Minimum
Bila suhu naik alkohol dalam reservoir memuai dan mendorong air raksa. Stiff pada kaki yang lain terdorong ke atas oleh air raksa. Jika suhunya turun air raksa dalam kaki pertama mendorong stiff ke atas. Jadi suhu pada kaki yang satu menunjukan suhu maximum dan pada kaki yang lain menunjukan suhu minimum.
             B.  Higrograf
                   Pasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara otomatis, penggantian kertas grafik dilakukan sekali dalam seminggu. Kelembaban nisbi udara dalam satuan persen (%) ddapat dibaca pada kertas grafik. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi udara selama satu minggu.
C.  Anemometer
Angin  yang berhembus akan memberikan tekanan pada bagian cekung, maka mangkuk akan selalu berputar ke satu arah. Bila gerakan angin makin cepat perputaran anemometer juga akan makin cepat pula begitu pula sebaliknya saat angin yang bertiup lambat maka perputaran mangkuk akan semakin lambat.
             D. Termohygrograf
Besarnya suhu akan muncul di layar setelah tombol thermo ditekan. Pada layar akan menunjukan besarnya suhu dan kelembaban pada saat yang bersangkutan secara otomatis.
            E.  Atmosferic Data Center
             Simpan alat ini di tempat yang akan dilihat cuacanya. Data akan muncul
F.   Campbell Stokes
          Berkas sinar matahari yang masuk akan melalui bola kaca sehingga akan terbentuk suatu titik api yang dapat membakar kertas pias. Dari hasi pembakaran pada kertas pias akan dapat ditentukan lama matahari dalam bersinar.
            G. Light Meter





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
No
Nama
Gambar
Fungsi
1
Termometer Maksimum










Gambar 1
Mengukur suhu udara maksimum.
2
Termometer Minimum










Gambar 2
Mengukur suhu udara minimum
3
Higrograf










Gambar 3
Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
4
Anemometer










Gambar 4
Mengukur kecepatan angin
5
Termohygrograf









Gambar 5
Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.

6
Atmosferic Data Center










Gambar 6
Untuk disimpan di tempat-tempat yang jauh seperti puncak gunung dll
7
Campbell Stokes









Gambar 7
Mengukur panjang penyinaran
4.2  Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengenalan alat-alat klimatologi diantaranya adalah thermometer maksimum dan minimum, hygrograf, anemometer, termohygrograf, atmospheric data center, campbell stokes dan light meter.
Bagian-bagian anemometer yaitu mangkok anemometer, speed meter, skala beauford, tangkai pegangan tangan. Fungsi anemometer adalah untuk  mengukur kecepatan angin. Satuan alat dan pengukuran yaitu m/s dengan ketelitian Alat 1 m/s. Prinsip kerja anemometer GGL induksi. Cara kerjanya yaitu  angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.
Anemometer bekerja pada system GGL induksi.Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari gejala alam). Namun alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan skala harus cepat.
Campbell stockes berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akanterlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari.
Termohigrograf merupakan kombinasi dari termograf dan higrograf yang menggunakan selembar pias dengan dua skala. Pada alat ini terdapat dua sensor yaitu sensor bimetal dan sensor rambut. Bimetal adalah gabungan dari dua macam logam yang berbeda koefisien muainya sehingga apabila terpanaskan akan berubah bentuk (melengkung). Salah satu ujung dari bimetal dijepit pada kerangka alat dan ujung yang lainnya dihubungkan dengan tangkai pena pencatat. Sensor rambut dapat menggunakan rambut ekor kuda atau rambut manusia. Rambut ini akan memanjang dan memendek menurut kandungan air yang ada diudara. Sensor dihubungkan dengan tangkai pencatat yang menekan pada pena. Termohigrograf ini digunakan untuk mencatat suhu dan kelembapan secara kontinyu.
Higrometer rambut adalah sebuah alat pengukur kelembaban udara dengan satuan persen yang menggunakan prinsip muai panjang rambut dimana rambut akan memanjang ketika kelembaban udara bertambah. Adapun rambut yang digunakan adalah rambut manusia atau kuda yang sudah dihilangkan lemaknya yang kemudian dikaitkan dengan pengungkit (engsel) yang dihubungkan dengan jarum yang menunjuk kepada skala sehingga memperbesar perubahan skala dari perubahan kecil dari panjangnya rambut.Secara umum kelembaban (Relative Humidity) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang ada di udara dan dinyatakan dalam persen dari jumlah uap air maksimum dalam kondisi jenuh. Dan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kelembaban udara (Relative Humidity) adalah Higrometer.
Bagian-bagian higrograf yaitu rambut, sistem tuas, pena / penera grafik, silinder kertas grafik. Fungsi higrograf adalah mengukur kelembaban nisbi udara sesaat. Satuan alat dan satuan pengukuran adalah % dengan ketelitian alat 0,1 %. Prinsip kerjanya berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air. Cara kerjanya yaitu dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan.
Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara diseliling. Jika terjadi kelenbaban disekeliling maka rambur akan mengembang atau mengkerut sehingga menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak pula membentuk grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Kelemahannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.
Bagian-bagian thermometer maksimum adalah reservoir, celah sempit dan pipa kapiler berisi raks. Fungsinya adalah Mengukur suhu udara maksimum. Satuan alat dan pengukuran yaitu ºC dengan ketelitian alat : 0,25ºC.  Prinsip kerja nya yaitu muai ruang zat cair. Cara kerja termometer dilengkapi dengan indek yang hanya dapat bergerak kearah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, pada penurunan suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak tidak melewatkan air raksa didalam tabung menuju tandon/reservoir.
Pada termometer ini terdapat penyempitan pada tabung dekat bola tandonya, jika suhu naik maka air raksa akan mengembang dan melewati penyempitan. Dan jika terjadi penurunan suhu raksa menyusut tetapi tidak melewati penyempitan didalam tabung menuju tanda. Dari panjang kolom air raksa yang tinggal didalam tabung dapat di baca suhu tertinggi yang telah dicapai.Termometer ini kelebihannya adalah adanya penyempitan pipa kapiler di dekat reservoir. Kekurangannya adalah air raksa memiliki tingkat pemuaian kecil.
Termometer minimum udara bagian-bagian yaitu reservoir, indeks penunjuk suhu minimum dan pipa kapiler berisi alcohol. Fungsinya adalah Mengukur suhu udara maksimum. Satuan alat dan pengukuran yaitu ºC dengan ketelitian alat : 0,25ºC.  Prinsip kerja nya yaitu muai ruang zat cair. Cara kerjanya dalam tabung terdapat indeks, kalau suhu naik alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan suhu alkohol akan menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan alkohol didalam tabung dapat menggeser indeks menuju kearah tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya.
Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai unsur pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat melewati benda kecil (barbell), pada penurunan suhu, alkohol akan menyusut. Ujung induk yang paling jauh dari tandon menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu pengamatan.Termometer minimum memiliki kelebihan yaitu menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah. Kekurangannya adalah alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga pengamatannya tidak terlalu jelas.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
       Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini adalah :
·    Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu air, pengukur suhu tanah, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur kecpatan angin, dan pengukur evaporasi.
·   Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang berbeda-beda.
·     Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain.
5.2 Saran
     Untuk praktikum ini belum dilaksanakan dengan baik dikarenakan tempat praktikum yang kurang memadai sehingga berpengaruh terhadap konsentrasi praktikan.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. http://www.wikipedia.org/wiki/klimatologi . Diakses tanggal 10 november 2012
Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat. (http://www.klimatologibanjarbaru.com/ artikel/2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 17 November 2012
Daljoeni, N. 1983. Pokok – Pokok Klimatologi. Alumni: Bandung
Lakitan, Benyamin . 1994 . Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo Persada.            Jakarta.
Nerburgen, dkk . 1982 . Memahami Lingkungan Atmosfer Kita . Institut Pertanian Bogor. Bandung.
Nur Muin, S . 2012. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Unib. Bengkulu
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Urip, Mohammad Hasan. 1970. Dasar – Dasar Meteorologi Pertanian. PT Soeroengan: Jakarta.
  


LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI HOMOGENITAS DATA IKLIM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Studi  tentang perubahan iklim  minimal menggunakan rekaman data yang panjangnya sekitar 30 tahun. Ada dua unsur iklim yang dijadikan sebagai prediktor perubahan klim yaitu temperatur udara dan curah hujan. Luas panen yang ada di wilayah tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan besaran produksi  yang dihasilkan. Hal ini bisa dikarenakan adanya perubahan iklim yang tidak menentu dengan salah satu faktornya adalah perbedaan curah hujan setiap waktu dan daerah. Oleh karena itu diperlukan kajian perubahan iklim untuk bisa mengetahui kondisi klimatologi dan menyesuaikan usaha yang akan dilakukan pada waktu dan daerah tertentu untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya resiko negatif. 
Tahap awal dalam kajian perubahan iklim adalah penyiapan data yang seringkali menjadi permasalahan utama. Beberapa permasalahan tersebut adalah periode data runtun waktu unsur iklim yang dikaji terlalu pendek, adanya missing data, data tidak homogen dan lain sebagainya. Ketidakhomogenan series data tersebut bisa disebabkan dengan adanya pergantian lokasi stasiun, pergantian alat ataupun pergantian pengamat. Oleh karena itu dalam penyiapan data kajian perubahan iklim harus dilakukan pengujian homogenitas series data unsur iklim seperti curah hujan, temperatur, kelembaban dan unsur iklim lainnya.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan homogenitas data temperature dan hujan.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Homogenitas Data iklim
Sebuah catatan data iklim dikatakan homogen apabila tidak adanya variasi yang disebabkan oleh variasi non cuaca dan iklim. Homogenitas data seyogyanya meliputi: jenis parameter; periode pengamatan data; basis skala waktu (bulanan, mingguan, tahunan, dsb); jenis uji yang dipakai dalam uji homogenitas serta penjelasannya; jumlah series data yang homogen pada suatu stasiun; jumlah kasus, panjangnya periode dan variasi tahunan kasus tidak homogen; ukuran penyimpangan dan faktor koreksi yang digunakan untuk memperbaiki ketidakhomogenan series tersebut; penyebab ketidakhomogenan dari faktor non klimat (pemindahan instrumen,  pergantian pengamat, pergantian waktu pengamatan, tren memanas/mendingin secara perlahan misalnya karena dampak perkotaan dan perubahab tata guna lahan).
2.2  Pentingnya Menentukan Homogenitas Data Iklim
Data iklim/cuaca (temperatur dan hujan) sebelum digunakan dalam analisis lebih lanjut, harus lebih dahulu diuji terlebih dahulu homogenitasnya atau konsistensinya. Pencatatan data iklim sering mengalami penyimpangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal :
1.  Kerusakan alat : kerusakan alat pencatat data iklim merupakan kerusakan atau perubahan beberapa fungsi alat karen perubahan alami, seperti karatan atau karena umur pakai dsb. Kerusakan-kerusakan itu sering tidak terdeteksi sehingga data yang dihasilkan mengalami penyimpangan.
2.      Kesalahan karena perubahan letak peralatan. Perubahan letak itu menyebabkan perubahan fungsi ruang terhadap data pengamatan
3. Kesalahan karena keteledoran/kelelahan pengamat. Kesalahan itu sering terjadi karena pengamatan mengalami kesulitan untuk melakukan pencatatan data seperti karena hujan lebat gempa bumi dsb.
4.      Data rusak atau data hialang dan
5.     Perubahan keadaan lingkungan yang mendadakmemungkinkan menjadi penyebab perubahan data pengukuran.
Pengujian data temperatur/suhu yang homogen dilakukan dengan uji Run Test Rerata temperatur tahunan dihitung kemudian dibandingkan dengan rerata temperatur secarakeseluruhan selama tahun pengamatan. Apabila rerata tahunan lebih besar dari pada rerata keseluruhan maka diberi tanda (+) dan sebaliknya diberi tanda (-). Jumlah pasangan tanda (+) dan (-) dihitung dan diberi tanda (U). Data temperatur sudah homogen bila nilai (U) masih dalam batas seperti dalam tabel 1.
Jumlah data
Range
Jumlah data
Range
12
5 -8
28
11 – 18
14
5- 10
30
12 – 19
16
6 – 11
32
13 – 20
18
7 – 12
34
14 – 21
20
8 – 13
36
15 – 22
22
9 – 14
38
16 – 23
24
9 – 17
40
16 -  25
26
10 – 17
50
22 – 30
Tabel 1. Nilai U untuk data homogen
Homogenitas data hujan dapat dilakukan dengan metode Buishand (Sri harto, 1998). Metode itu dinamakan RAPS (Rescaled Adjusted Partical Sums).
Sk ** = Sk * /Dy : K = 0,1,2,3,…………..n
Sk * = S (Yi - Y)2 : K = 1,2,3,…………….n
Dy 2 = S (Yi - Y)2/n
Nilai statistik Q => Q = maks | Sk ** |
                                             0 £ K £ n

Nilai statistik Q dan R diberikan pada tebel 2
N
Q/Ön
R/Ön
90 %
95 %
99 %
90 %
95 %
99 %
10
1,05
1,14
1,29
1,21
1,28
1,38
20
1,10
1,22
1,42
1,34
1,43
1,60
30
1,12
1,24
1,46
1,40
1,50
1,70
40
1,13
1,26
1,50
1,42
1,53
1,74
50
1,14
1,27
1,52
1,44
1,55
1,75
100
1,17
1,29
1,55
1,50
1,62
1,86
Tabel 2. Nilai Q/Ön dan R/Ön
Apabila nilai Q/Ön atau R/Ön hitung lebih kecil dari pada nilai Q/Ön atau R/Ön tabel maka datanya homogen.











BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 20 November 2014 pukul 15.30-17.00 di Gedung A Lantai 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
1.2  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. Kalkulator
2. Alat Tulis
3. Tabel data
3.3 Cara Kerja
Beberapa cara menghitung homogenitas data iklim temperature dan curah hujan tahun 2000-2013 adalah sebagai berikut:
      1.      Temperatur
a.       Hitung rata-rata temperatur perbulan dari tahun 2000-2013.
b.      Bandingkan antara rata-rata keseluruhan tadi dengan data selama setahun pengamatan.
c.       Apabila rata-rata tahunan lebih besar daripada rata-rata keseluruhan, maka diberi tanda (+), dan sebaliknya diberi tanda (-).
d.      Hitung jumlah pasangan (+) dan (-), beri tanda (U). Data akan homogen apabila nilai (U) mengikuti nilai (U) dalam table berikut :


Jumlah Data
Range-U
12
5-8
14
5-10
16
6-11
18
7-12
20
8-13
22
9-14
24
9-16
26
10-17
Jumlah Data
Range-U
28
11-18
30
12-19
32
13-20
34
14-21
36
15-22
38
16-23
40
16-25
50
22-30


    2.      Curah Hujan
Untuk mengetahui homogenitas data hujan dipergunakan metode Buishand, dalam Sri Harto (1993). Metodenya disebut RAPS (Rescaled Adjusted Partical Sums).
Sk**  = Sk* / Dy   ;  K = 0,1,2,……….. n
Sk*    = 2   ;  K = 1,2,………..n
Dy2    = 2  / n




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Penentuan Homogenitas Data Temperatur (ºC) Tahun 2000-2013
      1.      Januari = 26,08
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
25,96 <
-
2001
25,13 <
-
2002
26,89 >
+
2003
25,63 <
-
2004
26,15 >
+
2005
25,80 <
-
2006
26,04 <
-
2007
26,43 >
+
2008
26,59 >
+
2009
26,05 <
-
2010
25,96 <
-
2011
26,15 >
+
2012
26,26 >
+
2013
26,11 >
+
Ø  Data temperature bulan Januari dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      2.      Februari = 26,10
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,07 <
-
2001
25,14 <
-
2002
26,56 >
+
2003
25,68 <
-
2004
26,55 >
+
2005
25,64 <
-
2006
26,16 >
+
2007
26,53 >
+
2008
25,49 <
-
2009
26,54 >
+
2010
26,28 >
+
2011
26,19 >
+
2012
26,29 >
+
2013
26,16 >
+
Ø  Data temperatur bulan Februari dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      3.      Maret = 26,25
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,74 >
+
2001
25,99 <
-
2002
27,31 >
+
2003
22,65 <
-
2004
26,10 <
-
2005
26,01 <
-
2006
27,19 >
+
2007
26,95 >
+
2008
25,77 <
-
2009
26,40 >
+
2010
27,19 >
+
2011
26,83 >
+
2012
26,32 >
+
2013
25,98 <
-
Ø  Data temperature bulan Maret dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      4.      April = 26,88
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,91 >
+
2001
26,42 <
-
2002
27,18 >
+
2003
26,89 <
-
2004
26,64 <
-
2005
26,76 <
-
2006
27,60 >
+
2007
27,41 >
+
2008
26,44 <
-
2009
27,50 >
+
2010
26,58 <
-
2011
26,94 >
+
2012
26,37 <
-
2013
26,77 <
-
Ø  Data temperatur bulan April dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      5.      Mei = 26,57
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,39 <
-
2001
26,02 <
-
2002
26,75 >
+
2003
23,61 <
-
2004
26,72 >
+
2005
26,82 >
+
2006
27,37 >
+
2007
27,44 >
+
2008
26,87 >
+
2009
27,14 >
+
2010
26,47 <
-
2011
27,43 >
+
2012
27,25 >
+
2013
25,63 <
-
Ø  Data temperature bulan Mei dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      6.      Juni = 25,97
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
25,43 <
-
2001
25,87 <
-
2002
24,94 <
-
2003
25,47 <
-
2004
26,00 >
+
2005
25,98 >
+
2006
26,45 >
+
2007
26,45 >
+
2008
25,80 <
-
2009
26,74 >
+
2010
25,80 <
-
2011
26,72 >
+
2012
26,93 >
+
2013
25,0 <
-
Ø  Data temperatur bulan Juni dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      7.      Juli = 25,42
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
25,58 >
+
2001
24,79 <
-
2002
24,98 <
-
2003
25,65 >
+
2004
25,49 >
+
2005
25,80 >
+
2006
26,06 >
+
2007
25,01 <
-
2008
25,92 >
+
2009
25,84 >
+
2010
25,34 <
-
2011
25,75 >
+
2012
25,43 >
+
2013
24,31 <
-
Ø  Data temperatur bulan Juli dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      8.      Agustus = 25,49
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,00 >
+
2001
24,45 <
-
2002
25,21 <
-
2003
25,95 >
+
2004
25,71 >
+
2005
25,09 <
-
2006
25,23 <
-
2007
26,06 >
+
2008
25,40 <
-
2009
26,27 >
+
2010
24,95 <
-
2011
25,72 >
+
2012
26,49 >
+
2013
24,30 <
-
Ø  Data temperature bulan Agustus dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      9.      September = 26,32
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,59 >
+
2001
25,09 <
-
2002
26,14 <
-
2003
25,73 <
-
2004
26,28 <
-
2005
26,95 >
+
2006
26,43 >
+
2007
26,76 >
+
2008
26,75 >
+
2009
26,89 >
+
2010
26,25 <
-
2011
26,12 <
-
2012
26,71 >
+
2013
25,81 <
-
Ø  Data temperatur bulan September dari tahun 2000-2013 homogen
      10.  Oktober = 27,10
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,95 <
-
2001
26,93 <
-
2002
26,98 <
-
2003
26,88 <
-
2004
27,48 >
+
2005
26,53 <
-
2006
27,50 >
+
2007
27,05 <
-
2008
26,73 <
-
2009
27,86 >
+
2010
27,37 >
+
2011
26,36 <
-
2012
27,59 >
+
2013
27,18 >
+
Ø  Data temperature bulan Oktober dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      11.  November = 27,10
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,13 <
-
2001
28,02 >
+
2002
26,23 <
-
2003
27,16 >
+
2004
26,88 <
-
2005
26,29 <
-
2006
28,61 >
+
2007
26,61 <
-
2008
26,74 <
-
2009
27,83 >
+
2010
26,82 <
-
2011
26,34 <
-
2012
27,63 >
+
2013
28,29 >
+
Ø  Data temperatur bulan November dari tahun 2000-2013 adalah homogen
      12.  Desember = 26,48
Tahun
Temperatur
Tanda
2000
26,17 <
-
2001
27,11 >
+
2002
26,15 <
-
2003
25,65 <
-
2004
26,44 <
-
2005
27,19 >
+
2006
26,11 <
-
2007
26,02 <
-
2008
27,21 >
+
2009
26,35 <
-
2010
26,77 >
+
2011
26,12 <
-
2012
26,72 >
+
2013
26,76 >
+
  Ø  Data temperatur bulan Desember dari tahun 2000-2013 adalah homogeny


4.1.2 Tabel Penentuan Homogenitas Curah Hujan (mm) Tahun 2000-2013
        1)      Januari = 353,11
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
2000
264,2
-88,91
-88,91
2001
451,0
97,89
8,98 
2002
274,5
-78,61
 -69,63
2003
328,4
-24,71
-94,34 
2004
496,6
143,49
 49,15
2005
486,6
133,49
 182,64
2006
656,9
303,79
 486,43
2007
282,3
-70,81
415,62 
2008
210,9
-142,21
 273,41
2009
428,6
75,49
 348,90
2010
52,8
-300,31
 48,59
2011
397,8
44,69
 93,28
2012
341,1
-12,01
 81,27
2013
271,9
-81,21
 0,06

        2)      Februari = 367,66
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
2000
428,1
60,44
60,44
2001
302,5
-65,16
 -4,72
2002
368,5
0,84
 -3,88
2003
360,8
-6,86
 -10,74
2004
418,0
50,34
 39,60
2005
418,0
50,34
 89,94
2006
380,3
12,64
 102,58
2007
448,9
81,24
 183,82
2008
301,8
-65,86
 117,96
2009
214,9
-152,76
 -34,80
2010
540,4
172,74
 137,94
2011
460,4
92,74
 230,68
2012
112,2
-255,46
 -24,78
2013
392,5
24,84
 0,06

        3)      Maret = 334,47
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
2000
350,8
16,33
16,33
2001
172,3
-162,17
-145,84 
2002
162,9
-171,57
-317,41 
2003
481,1
146,63
-170,78 
2004
465,4
130,93
-39,85 
2005
465,4
130,93
 91,08
2006
183,9
-150,57
 -59,49
2007
328,7
-5,77
 -65,26
2008
225,2
-109,27
 -174,53
2009
292,8
-41,67
 -216,20
2010
129,7
-204,77
 -420,97
2011
350,7
16,23
 -404,74
2012
219,2
-115,27
 -520,01
2013
854,5
520,03
 0,02

       4)      April = 167,36
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
2000
206,8
39,44
39,44
2001
186,8
19,44
58,88 
2002
114,5
-52,86
 6,02
2003
132,7
-34,66
 -28,64
2004
275,7
108,34
 79,70
2005
275,7
108,34
 188,04
2006
58,9
-108,46
 79,58
2007
79,3
-88,06
 -8,48
2008
67,2
-100,16
 -108,64
2009
116,2
-51,16
-159,80 
2010
253,0
85,64
-74.16
2011
204,3
36,94
-37,22 
2012
229,5
62,14
 24,92
2013
142,5
-24,86
 0,06

5)      Mei = 83,34
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
71,3
-12,04
-12,04
-0,14
2001
0,0
-83,34
-95,36 
-1,09
2002
305,2
221,86
 126,48
1,45
2003
151,4
68,06
 194,54
2,22
2004
13,6
-69,74
 124,80
1,43
2005
13,6
-69,74
 55,06
0,63
2006
56,1
-27,24
 27,82
0,32
2007
228,9
145,56
 173,38
1,98
2008
69,1
-14,24
 159,14
1,82
2009
23,0
-60,34
 98,80
1,13
2010
16,2
-67,14
 31,66
0,36
2011
133,4
50,06
 81,72
0,93
2012
55,7
-27,64
 54,08
0.62
2013
29,2
-54,14
-0,06 
-0,00069

       6)      Juni = 58,13
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
183,1
124,97
124,97
1,85
2001
0,0
-58,13
 66,84
0,99
2002
39,6
-18,53
 48,31
0,72
2003
121,6
63,47
 111,78
1,66
2004
124,7
66,57
 178,35
2,64
2005
6,9
-51,23
 127,12
1,88
2006
2,3
-55,83
 71,29
1,05
2007
68,6
10,47
81,76 
1,21
2008
196,8
138,67
220,43 
3,26
2009
11,6
-46,53
 173,90
2,58
2010
1,1
-57,03
 116,87
1,73
2011
14,3
-43,83
 73,04
1,08
2012
43,2
-14,93
 58,11
0,86
2013
0,0
-58,13
 -0,02
-0,0003

        7)      Juli = 37,59
Tahun
Yi
(Yi-Y)
SK *
SK**
2000
76,8
39,21
39,21 
0,58
2001
4,0
-33,59
 5,62
0,08
2002
0,0
-37,59
 -31,97
-0,47
2003
9,3
-28,29
 -60,26
-0,89
2004
6,9
-30,69
 -90,95
-1,35
2005
124,7
87,11
 -3,84
-0,05
2006
6,9
-30,69
 -34,53
-0,51
2007
7,1
-30,49
 -65,02
-0,96
2008
245,0
207,41
 142,39
2,12
2009
16,0
-21,59
 120,8
1,80
2010
0,0
-37,59
 83,21
1,24
2011
27,7
-9,89
 73,32
1,09
2012
1,8
-35,79
 37,53
0,55
2013
0,0
-37,59
 -0,06
-0,0008

        8)      Agustus = 22,89
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
33,5
8,01
8,01
0,19
2001
0,0
-25,49
-17,48
-0,42
2002
0,0
-25,49
-42,97
-1,05
2003
40,9
15,41
-27,56
-0,67
2004
6,2
-19,29
 -46,85
-1,14
2005
6,2
-19,29
 -66,14
-1,62
2006
0,5
-24,99
 -91,13
-2,23
2007
0,6
-24,89
 -66,24
-2,84
2008
54,0
28,51
 -37,73
-2,14
2009
16,5
-8,99
 -46,72
-2,36
2010
0,0
-25,49
 -72,21
-2,99
2011
156,2
130,71
 58,8
0,21
2012
5,8
-19,69
 38,81
-0,26
2013
0,0
-25,49
 13,32
-0,89

       9)      September = 33,92
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
56,6
22,68
 22,68
0,40
2001
0,0
-33,92
 -11,24
-0,19
2002
1,4
-32,52
 -43,76
-0,77
2003
2,5
-31,42
 -75,18
-1,33
2004
146,2
112,28
 37,1
0,65
2005
146,2
112,28
 149,38
2,65
2006
0,0
-33,92
 115,46
2,04
2007
0,0
-33,92
 81,54
1,44
2008
1,1
-32,82
 48,72
0,86
2009
0,0
-33,92
 14,8
0,26
2010
0,0
-33,92
 -19,12
-0,33
2011
120,9
86,98
 67,86
1,20
2012
0,0
-33,92
 33,94
0,60
2013
0,0
-33,92
 0,02
0,0003



       10)   Oktober = 84,11
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
75,7
-8,41
 -8,41
-0,096
2001
0,0
-84,11
 -92,52
-1,05
2002
193,7
109,59
 17,07
0,19
2003
73,7
-10,41
 6,66
0,07
2004
58,6
-25,51
 -18,85
-0,21
2005
58,6
-25,51
 -44,36
-0,5
2006
1,7
-82,41
 -126,77
-1,45
2007
281,4
197,29
 70,52
0,8
2008
150,1
65,99
 136,51
1,56
2009
30,9
-53,21
 83,3
0,95
2010
0,0
-84,11
 -0,81
-0,009
2011
215,6
131,49
 130,68
1,4
2012
1,4
-82,71
 47,97
0,54
2013
36,2
-47,91
 0,06
0,0006

        11)   November = 189,64
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
434,6
244,96
 244,96
17,53
2001
24,8
-164,84
 80,12
18,53
2002
323,6
133,96
 214,08
31,59
2003
221,1
31,46
 245,54
40,51
2004
317,1
127,46
 373
53,30
2005
317,1
127,46
 500,46
66,09
2006
110,5
-79,14
 421,32
70,55
2007
210,6
20,96
 442,28
79,05
2008
19,4
-170,24
 272,04
79,83
2009
35,7
-153,94
 118,1
81,27
2010
133,0
-56,64
 61,46
86,64
2011
221,7
32,06
 93,52
95,58
2012
188,9
-0,74
 92,78
103,20
2013
96,9
-92,74
 0,04
107,11

       12)   Desember = 271,76
Tahun
Yi
(Yi- Y)
SK *
SK**
2000
219,4
-52,36
 -52,36
-0,44
2001
257,9
-13,86
 -66,22
-0,5
2002
221,4
-50,36
 -116,58
-0,99
2003
204,1
-67,66
 -184,24
-1,57
2004
270,4
-1,36
 -185,6
-1,58
2005
270,4
-1,36
 -186,96
-1,59
2006
628,3
356,54
 169,58
1,44
2007
205,2
-66,56
 103,02
0,87
2008
141,5
-130,26
 -27,24
-0,23
2009
423,4
151,64
 124,4
1,06
2010
274,6
2,84
 127,24
1,08
2011
174,6
-97,16
 30,08
0,25
2012
233,2
-38,56
 -8,48
-0,07
2013
280,2
8,44
 -0,04
-0,0003

4.2 Pembahasan
Praktikum cara perhitungan homogenitas ini merupakan salah satu hal yang penting karena dalam pencacatan data iklim sering mengalami penyimpangan.  Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam analisis lanjut, data iklim harus diuji terlebih dahulu homogenitasnya. Berikut adalah pembahasan tentang homogenitas temperatur pada bulan desember tahun 2000-2013
Data temperatur bulan Desember tahun 2000 - 2013
Desember
26.17
27.11
26.15
25.65
26.44
27.19

26.11
26.02
27.21
26.35
26.77
26.12
26.72
26.76

= = 26,48
Dari sekian data yang ada, cari terlebih dahulu rata-ratanya. Kemudian beri tanda positif apabila data lebih besar dari rata-rata dan beri tanda negative apabila data lebih kecil dari rata-rata. Beri tanda U pada bagian yang positif dan negatifnya berdampingan. Dari hasil yang didapat, diperoleh jumlah nilai U sebanyak 9. Kemudian lihat tabel berikut :
Jumlah data
Range
Jumlah data
Range
12
5 -8
28
11 – 18
14
5- 10
30
12 – 19
16
6 – 11
32
13 – 20
18
7 – 12
34
14 – 21
20
8 – 13
36
15 – 22
22
9 – 14
38
16 – 23
24
9 – 17
40
16 -  25
26
10 – 17
50
22 – 30

14 menunjukkan jumlah data dari tahun 2000 ke 2013. Range menunjukkan data homogen antara 5-10. Karena jumlah U bulan desember ada 9 berarti terdapat kecocokkan, yang berarti data temperatur bulan Desember dari tahun 2000 - 2013 yaitu homogen. Perrhitungan data bulan januari sampai November dihitung dengan cara yang sama seperti diatas. Dan dari hasil perhitungan, semua data diats adalah homogen.
Berikut ini adalah data curah hujan bulan Desember tahun 2000 - 2013
Desember
219.4
257.9
221.4
204.1
270.4
270.4

628.3
205.2
141.5
423.4
274.6
174.6
233.3
280.2
= = 271,76
Dari sekian data yang ada, cari terlebih dahulu rata-ratanya. Rata-rata akan digunakan pada penghitungan Dy2. Hasil Dy2 akan digunakan untuk menghitung Sk**.
Untuk menentukan data tersebut homogen atau tidak maka dilakukan pencocokkan tabel Q dan R. Cara menentukan Q yaitu Sk** tertinggi (3,03) dibagi √n (√14), maka didapatkan hasil 0,8. Cara menentukan R yaitu Sk** tertinggi (3,03) dikurangi Sk** terendah (-1,68) dibagi √n (√14), maka didapatkan hasil 1,26.
Cocokkan dengan tabel nilai Q/ √n dan R/ √n. Diperoleh hasil yang lebih kecil dari tabel, maka data tersebut homogen.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari data temperature dan data curah hujan setiap bulan dari tahun 2000 hingga tahun 2013, yaitu data tersebut homogen. Data homogen dapat digunakan dalam analisis lanjut, karena data tersebut sudah terbukti konsistensinya. Dapat dipastikan data tersebut terhindar dari segala macam penyimpangan, seperti:
a)    Kerusakan alat
b)    Kesalahan karena perubahan letak peralatan.
c)    Kesalahan karena keteledoran/kelelahan pengamat.
d)    Data rusak atau data hiaang dan
e)    Perubahan keadaan lingkungan yang mendadak
5.1.  Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini menggunakan kalkulator agar tepat dalam perhitungannya.



DAFTAR PUSTAKA
Bayong, T.H.K, 2004. Iklim dan Lingkungan. Penerbit PT Cendikia Jaya Utama: Bandung
Kartasapoetra, A.G., 1986. KLIMATOLOGI Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta.
Manan, M.E., M. A. Nusirwan, dan Soedarsono. 1986. Alat pengukur Cuaca di Stasiun Klimatologi, Jurusan Geomet, FPMIPA, IPB: Bogor.
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung: Bandung.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya: Yogyakarta.